Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memburu Pemerkosa Gadis Cilik Penderita Tunawicara (2)

30 September 2015   16:21 Diperbarui: 30 September 2015   23:02 838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi pemerkosaan (foto: dok kompas.com)"][/caption]

Dengan modal semangat yang menggebu, saya dan beberapa rekan berhasil mengungkap kasus pemerkosaan yang menimpa gadis cilik penyandang tunawicara. Dalam tempo 6 hari, dua orang pelaku berhasil ditangkap.Berikut perjalanannya menangkap para penjahat kelamin tersebut.

Setelah berhasil mengendus tempat kejadian perkara (TKP) dan seorang pria yang diduga merupakan pelaku perkosaan, akhirnya sejak Sabtu pagi, E didampingi Sum kakaknya , orang tuanya dan Ama  mulai stand by di depan obyek wisata Kopeng, Getasan, kabupaten Semarang.

E sengaja mengenakan jacket jumper supaya kepalanya bisa tertutupi,matanya menelisik setiap laki- laki yang lewat di depannya. Hingga pk 13.00 aktifitas tersebut dilakukan,sayangnya dengan dalih harus membuka warung kaki limanya, orang tua E memutuskan kembali ke Salatiga. Hal ini saya ketahui saat pk 13.15 saya menyusul ke Kopeng,ternyata mereka telah pulang.

Malam harinya, E, Sum, saya, mas Dar dan Ama kembali ke Kopeng. Bila sebelumnya posisi mobil menghadap arah Salatiga, sekarang mobil diparkir dengan moncong kea rah  Ngablak. Tujuannya, semisal pelaku kembali lewat menuju Ngablak, kita gampang mengejarnya. Namun, sampai pk 00.00 tak ada tanda- tanda pelaku bakal muncul, akhirnya perburuan diakhiri.

Minggu pagi, saya berharap E dengan didampingi keluarga mau kembali ke Kopeng untuk menyigi keberadaan pelaku. Tapi, karena tak ada pria yang ikut mendampingi, rencana tersebut dibatalkan. Saya sendiri kebetulan ada urusan lain, sehingga tidak bisa menemani mereka. Meski begitu, disepakati Senin pagi, akan kembali menyanggong di Kopeng.

Seperti diketahui, E siswi kelas 2  SMP Luar Biasa sebelumnya menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan para begundal yang jumlahnya lebih dari dua orang. Kendati sudah membuat laporan polisi, ternyata hingga hari ketiga belum ada indikasi aparat serius menanganinya. Terkait hal tersebut, saya yang merupakan tetangga korban, bersama rekan lainnya memutuskan melakukan penyelidikan (baca : memburu-pemerkosa-gadis-cilik-penderita-tunawicara).

Dihajar Massa

Sesuai rencana, memasuki hari ke 6 paska pemerkosaan, E, Sum, orang tuanya dengan didampingi salah seorang tetangga bernama pak Ade sejak pk 09.00 sudah berangkat ke Kopeng. Meski saya, mas Dar dan Ama tak bisa menemani namun, kami setiap saat siap dihubungi bila ditemui hal- hal yang  tidak diinginkan. Disanggong sampai pk 13.00 belum ada kabar apa pun, E sendiri kendati terlihat sangat lelah, namun semangatnya sangat luar biasa.

Hingga pk 13.30, tiba- tiba E melihat seorang laki- laki (belakangan diketahui kernet bus jurusan Kopeng- Semarang) yang diduga merupakan salah satu pelaku. Ia langsung menowel bahu kakaknya sembari menunjuk pria berumur 30 an tahun yang tengah mencari penumpang. Celakanya, saat bertatapan, kehadiran E diketahui bandit tersebut. Terbukti, hanya jeda 30 detik, bus langsung diberangkatkan menuju Semarang.

Tak mau kehilangan jejak, kakak korban segera berlari menuju wartel yang letaknya tak jauh dari pintu gerbang obyek wisata Kopeng. Selain mengontak saya, ia juga menghubungi mas Dar. Ciri- ciri pelaku yang bertubuh tegap, rambut cepak dan mengenakan kaos berwarna putih disebutnya. Demikian pula bus yang dikernetinya, semua dilaporkan detail.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun