Sistem Moneter Internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk semua negara di dunia yang membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara yang dilakukan oleh negara di dunia. Sistem ini menentukan bagaimana kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem Moneter Internasional yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdangan internasional dan investasi, serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan, Pembahasan inti dari sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Untuk itu dalam penulisan book chapter ini penulis akan membahas terkait dengan pengertian sistem moneter insternasional, sistem moneter internasional yang berkembang, sejarah terbentuknya sistem moneter internasional, peristiwa aktual yang terkait moneter, serta penghambat non ekonomi penerapan mata uang tunggal di asean.
Semenjak dimulainya sistem standard emas hingga abad ke 20-an, sistem moneter internasional telah mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi saat itu. Sampai saat ini pun sistem moneter internasional masih menjadi perhatian semua negara dan masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal. Belum lagi rencana anggota negara -- negara asean untuk merumuskan kebijakan pemberlakuan mata uang bersama yang hanya berlaku tunggal di kawasan asean. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil tema sistem moneter internasional.
Sistem  moneter  internasional  terdiri  dari  kebijakan  dan pengaturan resmi yang terkait dengan pengaturan untuk nilai  tukar,  pembayaran  internasional  saat  ini  dan  arus modal  internasional,  cadangan  internasional,  termasuk sekumpulan institusi, aturan, standar dan konvensi yang mengatur  operasinya  (Gourinchasy,  Reyz,  dan  Sauzetx, 2019; Santo dan Schembri, 2011; Truman, 2010; Mundell, 2003). Banyak negara maju dengan nilai  tukar fleksibel telah mengurangi kepemilikan cadangan mereka  sebagai persentase  dari  PDB  selama  era  pasca-Bretton  Woods. Sebaliknya,  fitur  penting  dari  sistem  moneter internasional  selama  dekade  terakhir  adalah mengakumulasi  secara  cepat  cadangan  internasional mereka  di  negara  berkembang  sejalan  dengan peningkatan  ketidakseimbangan  transaksi  berjalan (Gourinchasy,  Reyz,  dan  Sauzetx,  2019;  Boorman  dan Icard,  2011;  Truman,  2010;  Mundell,  2003;  Little  dan Olivei, 1999).
Pembayaran  internasional  yang  tidak  seimbang antar negara  diantisipasi  dengan  melakukan  financing, merubah kebijakan domestik terkait dengan perdagangan dan  investasi  dengan  melakukan  pengendalian  devisa atau  dengan  mengendalikan  nilai  tukar  mata  uang terhadap  mata  uang  asing,  guna  menyesuaikan  dengan ketidakseimbangan  pembayaran  internasional (Gourinchasy,  Reyz,  dan  Sauzetx,  2019;  Truman,  2010; Rey, 2001; Mundell, 2003; Little dan Olivei, 1999).
Sistem moneter internasional saat ini, telah memfasilitasi ekspansi  besar-besaran  terhadap  pertumbuhan  global, peningkatan  perdagangan  global,  integrasi  keuangan internasional,  peningkatan  pertumbuhan  tahunan  PDB secara  global  yang  pesat,  dan  serta  peningkatan  aset asing. Globalisasi, khususnya dalam bentuk perdagangan dan  investasi  asing  secara  langsung ( foreign direct investment) telah memungkinkan berbagai negara secara global  mendapatkan  keuntungan  dari  akses  ke  pasar internasional,  transfer  teknologi  dan  peningkatan spesialisasi,  mewujudkan  keunggulan  komparatifnya dalam memproduksi  produk  unggulannya (Gourinchasy, Reyz, dan Sauzetx, 2019; Lane dan Milesi-Ferretti, 2018; Truman, 2010).
Sistem  moneter  internasional  diawasi  oleh  serangkaian institusi yang kompleks dan berkembang yang berusaha untuk  membangun  dan  mempromosikan  kepatuhan terhadap  berbagai  aturan,  standar  dan  konvensi  baik dalam hal kebijakan makroekonomi dan sektor keuangan. Tujuan  menyeluruh  dari  arsitektur keuangan  global  ini adalah  untuk  menjaga  stabilitas keuangan dan  moneter global.  Berbagai  institusi  kunci  yang  memantau  dan mengawasi  sistem  moneter  internasional  seperti International  Monetery  System  (IMF),  Bank  for International Settlements (BIS), Financial Stability Board (FSB)  dan  G-20 (Gourinchasy,  Reyz,  dan  Sauzetx,  2019; Gallagher dan Ocampo, 2013; Santo dan Schembri, 2011; Truman, 2010; Helleiner, 2008; Little dan Olivei, 1999).
Sistem  moneter  internasional  memiliki  peran  sentral dalam  ekonomi  politik  global.  Sejak  akhir  abad  ke-19, awal  pembentukan  sistem  moneter  internasioan  melalui berbagai  transformasi  dalam  mengantasipasi  berbagai perubahan  situasi  politik  dan  ekonomi  internasional. Perubahan  paling  dramatis  adalah  pada  saat  krisis pengintegrasian  sistem  moneter  internasional  selama periode  perang  dunia  (Lane  dan  Milesi-Ferretti,  2018; Makhasin, 2015; Wardhana, 2014; Cetorelli dan Goldberg, 2012;  Truman,  2010;  D'Arista,  2009;  Helleiner,  2008; Little dan Olivei, 1999).
Transformasi  sistem  moneter  internasional  yang pertama  terjadi  sejak  tahun  1880  di  mana  Inggris, Jerman,  Jepang  dan  Amerika  telah  mengadopsi sistem  standar emas  di  mana  nilai dari  setiap  mata uang  dalam  satuan  mata  uang  lainnya  dapat ditentukan  secara  mudah  dengan  sistem  standar emas  sehingga  dapat  mendorong  perdagangan internasional.  Pada  awalnya,  US$  1  dihargai  dengan  23,22  grain emas murni atau 1 ons emas sama dengan 480 grain yang  senilai US  $20,67.  Sejumlah  mata  uang  yang diperlukan  untuk  membeli  satu  ons  emas  disebut sebagai nilai par emas. Standar emas tidak digunakan lagi  sewaktu  terjadinya  Perang  Dunia  1.  Mata  uang ditetapkan atas dasar emas atau dapat menggunakan mata uang lainnya (Wardhana, 2014; Helleiner, 2008).
Transformasi  sistem  moneter  internasional  yang kedua terjadi setelah Perang Dunia II pada tanggal 22 Juli  1944  dengan  dengan  dihasilkannya  perjanjian sistem moneter internasional yang disepakati oleh 44 negara  dalam  konferensi  moneter  internasional Bretton  Woods  yang  dikenal  dengan  The  Bretton Woods  Conference  dengan  kembalinya  penggunaan standar  emas  di  mana  emas  diperdagangkan  hanya oleh  bank  sentral  dan  bukan  secara  pribadi.  Kurs mata  uang  ditetapkan  berdasarkan  emas  dengan menggunakan  kurs  tetap  di  mana  semua  negara menetapkan  nilai  tukar  mata  uangnya  berdasarkan emas. Negara-negara  anggota  Bretton  Woods  diminta menjaga kursnya dalam  batas interval naik maupun turun  sebesar  1%  dari  nilai  par  dan  diminta  untuk melakukan  intervensi  guna  menjaga  stabilitas  nilai kurs  tersebut.  Pada  tahun  1946  didirikanlah International  Monetery  Fund  (IMF)  dan  Bank  Duniam( World  Bank )  untuk  mengawasi  sistem  moneter internasional  tersebut.  International  Monetery  Fund (IMF)  membantu  negara  anggotanya  dalam  rangka menjaga kurs mata uangnya (Gallagher dan Ocampo, 2013).
Selama periode tahun 1944 hingga 1973,  mata  uang US  Dolar  menjadi  mata  uang  yang  sangat  penting dalam lalu  lintas  pembayaran internasional. Negara-negara  Eropa  yang  sangat  memerlukan  dana  untuk memulihkan  keadaan  ekonominya  sehingga mengakibatkan kenaikan permintaan dunia terhadap US  Dolar  banyak  diminta.  Konsekuensinya,  emas menjadi  tergeser  oleh  US  Dolar.  Dengan  semakin pentingnya  fungsi  US  Dolar,  maka  setiap  anggota menetapkan  perbandingan  mata  uangnya  terhadap US  Dolar yang  apabila  diperlukan  dapat  ditukarkan dengan emas (Wardhana, 2014; Eichengreen, 2011).
Transformasi  sistem  moneter  internasional  yang ketiga,  terjadi  pada  era  tahun  1973  di  mana  terjadi perubahan  dari  standar  nilai  tukar  emas  menjadi dolar  Amerika  yang  disebabkan  karena  tekanan spekulasi pasar terhadap sistem kurs tetap yang tidak layak  lagi  untuk  dapat  dipertahankan.  Pasar keuangan  dunia  sempat  tutup  selama  beberapa minggu pada bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka,  kurs  mata  uang  dibiarkan  mengambang bebas (free float) ditentukan oleh kekuatan pasar.
Sistem kurs managed or dirty float merupakan lawan dari  sistem  kurs  clean  float di mana  bank  Sentral sama sekali tidak melakukan  intervensi dalam pasar valuta asing. Lima negara Eropa, yaitu Jerman Barat, Belgia, Luxembrug, Swedia, Netherland, dan Norwegia memberlakukan  pengaturan  sistem  kursnya  secara tersendiri  berupa  kurs  tetap  yang  berlaku  di  antara mereka  sendiri  namun  dapat  berfluktuasi  secara bersama-sama terhadap mata uang negara lain yang disebut  dengan  snake  like  (Ljungberg  dan  gren, 2021)
Ketika dunia sekali lagi tergelincir ke dalam krisis, ada diskusi baru tentang perlunya mereformasi arsitektur keuangan dan moneter global. Selama krisis di akhir 1990-an, diskusi mencakup banyak isu yang masih dipertimbangkan hingga saat ini---koordinasi dan pengawasan kebijakan internasional, partisipasi dalam tata kelola global, pembiayaan untuk pembangunan, utang, dan manajemen krisis. Seperti halnya masalah-masalah ini, hanya sedikit kemajuan yang dibuat dalam menangani masalah kritis lainnya, masalah aspek moneter dalam sistem internasional yang ada, meskipun masalah tersebut telah diidentifikasi dan dibahas sejak tahun 1960-an. Diskusi resmi terus meninjau kembali dasar akrab perdebatan sebelumnya atas nilai tukar tetap versus mengambang. Negara-negara yang telah mengalami krisis bergerak ke bidang baru dengan proposal yang berpusat pada mengadopsi mata uang negara lain (dolarisasi) atau solusi blok yang dimodelkan pada sistem mata uang tunggal kawasan euro, sementara akademisi dan analis dari organisasi non-pemerintah menghidupkan kembali seruan untuk masalah baru penarikan khusus.
Elemen paling dasar dari sistem global adalah pilihan alat pembayaran dalam transaksi lintas batas. Ini adalah elemen yang telah menjadi pusat dari proses tambahan yang menentukan arsitektur keuangan dan moneter internasional di masa lalu tetapi tergelincir ke status non-prioritas sebagai fokus reformasi setelah runtuhnya rezim Bretton Woods pada awal 1970-an. Keputusan Presiden Richard Nixon untuk mengakhiri konvertibilitas dolar menjadi emas mengantarkan sistem moneter internasional baru di mana pembayaran internasional akan dilakukan oleh bank swasta dalam mata uang nasional dari apa yang disebut negara mata uang 'kuat' daripada pertukaran emas oleh bank sentral . Nilai mata uang yang paling banyak digunakan dalam transaksi ini---dolar AS---tidak lagi tetap dalam kaitannya dengan emas. Setelah 1973, ia diizinkan untuk 'mengambang' dengan nilainya ditentukan oleh perubahan penawaran dan permintaan mata uang.
Sejak 1973, dolar mengalami pasang surut: penurunan substansial pada akhir 1970-an, apresiasi besar dimulai pada 1983, penurunan rekayasa setelah 1985 dan periode kekuatan yang stabil dari 1994 hingga 2002. Pada 1990-an, dolar AS mengalami pasang surut. peran dominan dolar dalam ekonomi global tidak tertandingi. Ukuran dominasi itu termasuk meningkatnya jumlah utang dolar baik kepada kreditur asing dan domestik oleh peminjam di negara-negara selain AS, pangsa aset dolar dalam kepemilikan cadangan internasional, jumlah mata uang AS yang dipegang dan ditukar di luar AS oleh penduduk. negara lain dan dampak perubahan suku bunga AS dan nilai dolar terhadap perkembangan ekonomi lain di seluruh dunia.
Sementara status mata uang utama dolar tampaknya menawarkan keuntungan yang signifikan bagi AS, pertanyaan tentang keberlanjutannya telah diajukan hampir sejak awal. Setiap negara yang mengeluarkan media pertukaran global akan mengalami arus masuk modal dan investasi yang dihasilkan dalam instrumen kreditnya akan meningkatkan ketersediaan kredit dan memungkinkan penduduknya membelanjakan lebih banyak dan menabung lebih sedikit. Tetapi, aliran arus masuk modal yang stabil hanya dapat berlanjut jika negara mata uang utama mampu atau mau menjalankan defisit perdagangan yang memungkinkan negara-negara lain memperoleh mata uang yang mereka pegang sebagai cadangan internasional. Seiring waktu, tumbuh ketidakseimbangan antara utang luar negeri mata uang utama negara dan surplus negara lain cenderung mendorong sistem ke titik puncaknya. Utang internal yang membengkak dari negara mata uang cadangan---khususnya sektor rumah tangganya---menekan kapasitasnya untuk mengimpor dan melemahkan nilai mata uangnya baik secara harfiah maupun dalam hal perannya dalam ekonomi global .
Sejauh ini, kekhawatiran tentang ketidakseimbangan pembayaran global telah memicu sedikit minat dalam reformasi moneter. Ada asumsi luas bahwa, setelah periode gejolak ekonomi dan keuangan ini berlalu, euro akan meningkatkan bagiannya dalam sistem moneter internasional dan rezim mata uang kuat saat ini akan terus berlanjut. Tetapi Eropa tidak mungkin mengambil peran AS sebagai importir pilihan terakhir dan jika tidak ada negara atau wilayah yang bersedia menjalankan defisit perdagangan yang memberikan kesempatan bagi negara lain untuk mendapatkan mata uang cadangan pilihan, sistem global berdasarkan mata uang nasional tidak dapat dilanjutkan. . Selama dekade berikutnya, itu akan digantikan oleh perencanaan sadar atau diubah oleh upaya untuk beradaptasi dengan krisis yang semakin besar yang dipicu oleh rezim moneter internasional yang tidak stabil.
Moneter internasional dan sistem finansial memainkan peran sentral dalam ekonomi politik global. Sejak akhir abad 19, awal pembentukan sistem ini melalui berbagai transformasi dalam menanggapi perubahan kondisi politik dan ekonomi baik level domestik maupun internasional. Perubahan yang paling dramatis adalah krisis dalam pengintegrasian moneter internasional dan rezim internasional selama tahun-tahun interwar.
Transformasi kedua terjadi setelah Perang Dunia II ketika sistem Bretton Wood tengah berjalan. Sebab di tahun 1970an, periode perubahan di bawah sistem Bretton Wood terjadi perubahan dari standar pertukaran emas menjadi dolar Amerika dan komitmen terhadap kontrol kapital. Beragam perubahan ini memiliki konsekuensi politik yang cukup penting tentang siapa yang mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana dalam ekonomi politik global.
Sejak tahun 1880 Inggris, Jerman, jepang dan Amerika telah mengadopsi sistem standar Emas. Dengan berlakunya standar emas maka nilai dari setiap mata uang dalam satuan mata uang lainnya dapat ditentukan secara mudah sehingga dapat mengkatalisasi perdagangan internasional. Mulanya US$ 1 dihargai dengan 23,22 grain emas murni yang mana 1 ons emas sama dengan 480 grain emas. Dengan kata lain harga dari 1 ons emas adalah US $20,67. Sejumlah mata uang yang diperlukan untuk membeli satu ons emas disebut sebagai nilai pari emas.
Standar emas hancur waktu perang dunia 1 pecah. Mata uang praktis ditetapkan atas dasar emas atau mata uang lainnya dengan longgar. Beberapa usaha kembali ke standar emas dilakukan sesudah perang dunia 1 berakhir.Emas hanya diperdagangkan dengan bank sentral, bukan pribadi. Kurs mata uang ditetapkan berdasarkan emas. Sesudah tahun 1934 dan sesudah perang dunia kedua, konvertibilitas mata uang yang bisa ditukarkan (konvertibel) dengan mata uang lainnya.
Setelah masa itu kemudian muncullah periode kurs tetap. Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua negara menetapkan nilai tukar mata uangnya berdasarkan emas, tetapi tidak diharuskan memenuhi konvertibilitas mata uang mereka dalam emas.Negara anggota diminta menjaga kursnya dalam batas 1% (naik atau turun) dari nilai par, dan bersedia melakukan intervensi untuk menjaga kurs tersebut. IMF membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs mata uangnya.
Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi dipertahankan. Pasar keuangan dunia sempat tutup selama beberapa minggu pada bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata uang dibiarkan mengambang sampai ke kurs yang ditentukan oleh kekuatan pasar.
Pada tanggal 22 Juli 1944 diadakan suatu konferensi moneter Internasional, yang dikenal dengan The Bretton Woods Conference, yang dihadiri oleh 44 negara. Konferensi tersebut bertujuan untuk menyusun rencana pembuatan sistem moneter. Dua tahun setelah konferensi tersebut, didirikan IMF dan Bank Dunia untuk mengawasi sistem tersebut.
Selama periode 1944-1973 dolar merupakan mata uang yang sangat penting dalam lalu lintas pembayaran Internasional. Peranan dolar ini timbul setelah perang dunia II, dusebabkan saat itu terjadi kekurangan dolar. Negara-negara Eropa yang sangat memerlukan uang /dana untuk memulihkan keadaan ekonominya. Satu-satunya sumber adalah Amerika Serikat, sehingga dolar banyak diminta. Konsekuensinya, emas menjadi tergeser oleh dolar. Sebab, disamping memiliki tenaga beli yang kuat di Amerika, reserves dalam bentuk dolar akan membelikan penghasilan bunga. Dengan semakin pentingnya fungsi dolar, maka setiap anggota menetapkan perbandingan mata uangnya terhadap dolar, yang kemudian apabila perlu dapat ditukarkan dengan emas.
DMI beranggotakan 134 negara, diantaranya 10 negara maju mempunyai posisi yang sangat kuat di dalam mengambil keputusan. Setiap anggota memperoleh jatah/quota, yang harus dibayar 25% dengan emas dan sisanya 75% dengan mata uangnya. Besarnya quota menentukan hak suaranya serta jumlah pinjaman yang dapat diperoleh dari DMI. Dana pertama DMI dengan sendirinya 25% terdiri dari emas dan 75% berbagai mata uang negara anggota. Pinjaman diberikan kepada dalam mata uang negara lain yang harus di tukar dengan mata uang negara peminjam.
Semenjak 1973 sistem moneter internasional merupakan campuran antara kurs tetap dengan kurs berubah-ubah. Mata uang Yen, dolar Kanada, franc Perancis, dan Swiss berfluktuas tergantung dari permintaan dan pernawaran. Sering juga penguasa moneter negara-negara tersebut melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi fluktuasi kurs yang berlebihan. Caranya apabila negara mengalami defisit dalam neraca pembayaran, kurs valuta asing cenderung naik. Untuk mencegah hal ini bank Central menjual valuta asing. Demikian juga apabila surplus di dalam neraca pembayaran, bank sentral membeli valuta asing di pasar untuk mengurangi penurunan kurs. Sisitem kurs demikian di sebut "managed atau dirty" float, sebagai lawan dari "clean" floatt di mana bank Sentral sama sekali tidak campur tangan di dalam pasar valuta asing.
Lima negara Eropa (Jerman Barat, Belgia, Luxembrug, Swedia, Netherlan dan Norwegia) mengadakan pengaturan secara tersendiri. Krus tetap berlaku di antara mereka, tetapi berubah-ubah secara bersama-sama terhadap mata uang negara lain. Sisten krus semacam ini (mengambang bersama-sama) menghasilakan fluktuasi yang menyerupai ular, yang kemudian disebut "Snake like".
Negara-negara Eropa dan Jepang telah melepaskan ikatan mata uangnya dengan dolar Amerika Serikat. Dengan demikian, telah merupakan mata uang yang mengambang. Namun demikian Dolar masih memegang peranan penting dalam lalu lintas pembayaran internasiolal. Pembayaran luar negeri, kebijakan campur tangan dalam valuta asing oleh Bank Sentral, serta catatan-catatan statistik Dana Moneter Internasional dan Perserikatan Bangsa-Bangsa masih menggunakan dasar mata uang Dolar.
Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa kelompok :
- Free Float ( Mengambang Bebas )
- Float yang dikelola ( Managed Float )
- Kurs tetap secara tidak resmi
- Perjanjian Zona Target Tertentu
- Dikaitkan dengan Mata Uang Lain
- Dikaitkan dengan kelompok mata uang lain
- Dikaitkan dengan indikator tertentu
- Sistem kurs tetap
Ketika sistem moneter internasional dikaitkan dengan emas, yang pada akhirnya menyebabkan saling ketergantungan di antara sistem mata uang sehingga menjadi jangkar bagi nilai tukar yang tetap (fixed exchange rate) dan menstabilkan inflasi. Ketika sistem Gold Standard hancur, fungsi yang bernilai ini tidak bertahan lama dan dunia terjebak dalam rezim inflasi yang terus menerus. Sistem moneter internasional saat ini tidak mengatur interdepensi (saling mengait) antara berbagai mata uang dan juga tidak menstabilkan harga. Alih-alih mengandalkan keseimbangan yang dihasilkan secara otomatis, AS terpaksa harus "menampar" mitra dagangnya yang mengancam layaknya musuh. Setelah revolusi di Eropa Timur dan hancurnya komunisme, kita tiba-tiba memiliki 10 negara baru yang masuk dalam sistem moneter internasional, (pecahan Uni Soviet) seluruhnya dengan mata uang yang baru atau kebutuhan baru terhadap kebijakan mata uangnya. Sistem moneter seperti apa yang seharusnya Michel Camdessus (Managing Director IMF saat itu) rekomendasikan kepada negeri-negeri baru itu? Jawabannya akan menjadi nyata sebelum tahun 1971 masing-masing negara itu mesti menstabilkan mata uangnya terhadap Dollar AS atau terhadap salah satu mata uang yang stabil yang berhadapan dengan Dollar AS yang dikaitkan dengan emas.
Memperbaiki nilai tukar terhadap blok Dollar yang meliputi hampir seluruh ekonomi dunia, telah memberi negara-negara transisi baru yang relatif memiliki tingkat harga yang stabil di antara negara-negara barat. Sekarang saya ingin menunjukkan kontribusi amat penting oleh IMF di antara awal pendiriannya tahun 1946 dan 1971. Pada awal pendiriannya IMF memberi negara-negara sebuah filosofi manajemen makro ekonomik yang logis berdasarkan nilai tukar tetap atau terkendali (fixed exchange rate). Kesepakatan yang luar biasa ini sekarang diserahkan kepada para pemimpin moneter domestik. Untuk meyakinkan, sebuah negara dapat memperbaiki mata uangnya terhadap salah satu mata uang utama seperti Dollar AS. Pada praktiknya, kebijakan seperti itu memerlukan aksi dari kepemimpinan yang kuat; rencana stabilisasi (inflasi) melibatkan nilai tukar tetap yang diterapkan di Argentina oleh Domingo Cavallo yang menggambarkan betapa jarang kualitas pemimpin sepertinya.
Dalam periode nilai tukar tetap sebelum 1971, kepemimpinan yang kuat tidak diperlukan sebab ada sebuah sistem dimana mayoritas negara mematuhinya dan IMF memiliki seperangkat aspek teknis untuk menerapkannya. Namun setelah tahun 1971 IMF kehilangan sentuhan tersebut ketika beralih dari nilai tukar tetap (terhadap emas) sebelum 1971 menjadi nilai tukar mengambang setelah 1971 dan khususnya setelah 1973, tahun dimana sistem moneter internasional membatalkan nilai tukar tetap beralih ke nilai tukar mengambang.
IMF kemudian bergeser tugasnya sebagai pusat sistem moneter internasional menjadi peran baru sebagai konsultan makroekonomi khusus dan pengawas utang (bahkan broker utang-pent), fungsi yang sebenarnya bisa diperankan dengan baik oleh konsultan swasta. Ketika tantangan dari negara-negara transisi muncul, IMF tidak memiliki sistem yang saling mengait untuk stabilitas moneter untuk menawarkan sistem yang baik dan hampir tanpa pengeculian seringkali konsep yang ditawarkan serampangan. Kegagalan negara transisi dibuktikan dengan fakta bahwa tidak satupun dari negara-negara tersebut di akhir 1996, mampu melampaui tingkat pendapatan sejak masa transisi bermula, dan hanya dengan satu atau dua pengecualian, inflasi kembali mencapai 2 digit. Perbaikan sejak akhir perang dingin sejauh ini lebih memburuk dibanding perbaikan di akhir sebagian besar perang dunia (I dan II) yang amat menghancurkan.
Sistem moneter internasional yang absolut di dunia saat ini tidaklah ada. Setiap negara memiliki sistemnya sendiri. Kebanyakan orang tidak mengerti bagaimana tidak biasanya (unusual) sistem ini. Selama ribuan tahun negara-negara telah mematok mata uang mereka terhadap salah satu logam mulia (emas atau perak) atau terhadap mata uang lain. Tetapi dalam seperempat abad terakhir sejak sistem moneter internasional (bretton woods) hancur, negara-negara mengadopsi sistem moneternya sendiri, fen omena yang tidak memiliki contoh sejarah dalam kerjasama antar negara yang dikenal sebagai sistem moneter internasional. Para ekonom mengetahui bahwa ketergantungan diantara sistem moneter internasional didukung oleh fakta bahwa keseimbangan neraca pembayaran (suatu negara) saling berhubungan satu sama lain. Apabila satu negara memiliki neraca perdagangan yang surplus maka negara-negara lain memiliki neraca perdagangan yang defisit. Jadi suatu negara bergerak menuju surplus atau defisit yang secara otomatis berpengaruh terhadap negara lain. Ini memiliki pengaruh di dalam sistem nilai tukar mata uang. Di dalam sebuah dunia dari n negara dengan n mata uang, ada n-1 nilai tukar yang independen. Setiap negara tidak dapat menetapkan nilai tukarnya. Akan ada banyak nilai tukar tetap di antara negara-negara. Ada satu derajat bebas (degree of freedom), yang membiarkan kenaikan terhadap apa yang para ekonom menyebutnya dengan (redundancy problem) masalah kelebihan . Aturan dimana tambahan derajat kebebasan untuk memelihara kestabilan harga, atau dalam kasus standar emas (gold standard) adalah memelihara atau menstabilkan harga emas.
Sistem moneter internasional adalah sistem nilai tukar tetap ada ketika negara-negara memperbaiki mata uang mereka terhadap satu sama lain pada beberapa nilai tukar yang di sepakati bersama. Standar emas mengacu pada sistem di mana negara-negara mematok mata uang ke emas dan menjamin konvertibilitasnya >standar emas berasal dari zaman kuno ketika koin emas adalah alat tukar, unit hitung, dan penyimpan. Kekuatan besar dari standar emas adalah bahwa ia mengandung mekanisme yang kuat untuk mencapai keseimbangan neraca perdagangan oleh semua negara.  Sistem bretton woods di cetuskan Pada tahun 1944, perwakilan dari 44 negara bertemu di Bretton Woods, New Hampshire, untuk merancang sistem moneter internasional baru yang akan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi Tarif Tetap Atau Tarif Mengambang memilili Nilai yang berbeda Nilai tukar mengambang menyediakan Otonomi kebijakan moneter menghapus kewajiban untuk mempertahankan paritas nilai tukar mengembalikan kontrol moneter kepada pemerintah dan Penyesuaian neraca perdagangan otomatis di bawah Bretton Woods, jika suatu negara mengembangkan defisit permanen dalam neraca perdagangannya yang tidak dapat dikoreksi oleh kebijakan domestik, IMF harus menyetujui devaluasi mata uang, sedangkan Sistem  Nilai Tukar Tetap yaitu Memberikan disiplin moneter memastikan bahwa pemerintah tidak memperluas persediaan uang mereka pada tingkat inflasi serta Meminimalkan spekulasi menyebabkan ketidakpastian dan Mengurangi ketidakpastian mendorong pertumbuhan perdagangan dan investasi internasional. Terdapat juga Sistem Tarif yang Dipatok yaitu Sebuah negara yang mengikuti sistem nilai tukar yang dipatok mematok nilai mata uangnya dengan mata uang utama lainnya.  Negara-negara yang menggunakan dewan mata uang berkomitmen untuk mengubah mata uang domestik mereka sesuai permintaan ke mata uang lain dengan nilai tukar tetap disebut dengan Papan Mata Uang. Peran IMF Saat Ini adalah IMF berfokus pada pinjaman uang ke negara-negara dalam krisis keuangan Terdapat tiga jenis utama krisis keuangan yaitu, Krisis mata uang, Krisis perbankan dan Krisis utang luar negeri. Arti Sistem Moneter Bagi Manajer yaitu Manajer perlu memahami bagaimana sistem moneter internasional mempengaruhi Manajemen mata uang float yang dikelola - intervensi pemerintah dapat mempengaruhi nilai tukar spekulasi juga dapat menciptakan pergerakan volatil dalam nilai tukar.
Terkait kebijakan fiskal Indonesia melalui laporan sementara (Concluding Statement) misi Dana Moneter Internasional (IMF). Langkah konsolidasi fiskal di tahun 2023 sudah tepat dan diperkirakan dapat meningkatkan kredibilitas APBN dan kepercayaan pasar. Namun, Pemerintah harus mempertimbangkan penyesuaian kecepatan konsolidasi fiskal ke depan jika tekanan risiko eksternal semakin kuat dan mempengaruhi proses pemulihan ekonomi. Dari segi aspek moneter, Kebijakan moneter yang akomodatif tetap dilanjutkan, dengan tetap memperhatikan dinamika perekonomian seperti stabilitas harga-harga atau inflasi. menilai sistem keuangan domestik juga sehat. Namun, ruang perbaikan tetap ada untuk beberapa hal, seperti penguatan kredit dan dukungan pemerintah terhadap pembiayaan UMKM serta penguatan kinerja perbankan. Â Dalam perspektif jangka menengah, Nilai kerangka strategi jangka menengah mengenai peningkatan pendapatan negara, khususnya perpajakan dan PNBP sangat penting untuk dapat memenuhi kebutuhan belanja pembangunan prioritas. Hal ini penting untuk menopang pertumbuhan Indonesia menuju level potensialnya, serta untuk memenuhi sasaran-sasaran Pembangunan yang Berkelanjutan (SDGs).Â
Rekomendasi-rekomendasi yang diberikan sebetulnya telah menjadi bagian dari upaya-upaya reformasi fiskal, struktural dan sektor keuangan yang sedang dan akan terus dilanjutkan oleh pemerintah bersama otoritas terkait.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI