Mohon tunggu...
Bameswara
Bameswara Mohon Tunggu... Arsitek - Nativus

Dari semua hal-hal yang ada di dunia ini, sesuatu yang paling saya sukai adalah buku. Sesuatu yang paling sering dipelajari adalah Sains dan Teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Anak Pengembala

7 September 2021   02:06 Diperbarui: 7 September 2021   02:23 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sang anak pengembala, melangkah bersama kerbau dan domba

Menyusuri indahnya penampang sawah, penuh dengan palawija

Tempat dimana ia bersukaria, bersama sahabat bersapa bercerita

Tentang semua hal yang mereka sebut sebagai cita-cita.

Cerita yang dibangun melalui intuisi serta naluri seorang boca

Ia bercerita bahwa suatu saat kelak dirinya akan berjaya

Mewujudkan semua mimpi mereka dimulai dari hal sederhana

Boca pengembala yang mencoba mengukir sejarah.

Kata sang boca pengembala pada seorang sahabatnya

'Kawan suatu saat Aku ingin merubah hidup agar tidak sengsara'

Sahabatnya mulai berkata pada sang anak pengembala,

'Lalu apa langkah terbesarmu untuk mewujudkannya?'

Ia menjawab, 'Dengan cara aku bersekolah, aku ingin kembali sekolah'

'Telah lama otakku tidak terisi pengetahuan sejak corona melanda dunia'

'Aku semakin lapar dengan lentera ilmu pengetahuan yang membuka cakrawala'

'Saat ini aku dan kamu disini di sawah, hanya menjadi seorang pengembala'

'Berteman kerbau dan domba, lantas dimana letak kehebatannya?'

Temannya sejenak terdiam merenungi kata sang anak gembala.

Matanya mulai mengamati dilihatnya sawah, kerbau, serta domba

Ia mulai berpikir apa yang bisa dilakukan kerbau dan domba di sawah

Pencapaian terhebat kerbau hanya sebatas dijadikan pembajak tanah.

Sementara mereka berdua adalah seorang manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun