Mohon tunggu...
Bameswara
Bameswara Mohon Tunggu... Arsitek - Nativus

Dari semua hal-hal yang ada di dunia ini, sesuatu yang paling saya sukai adalah buku. Sesuatu yang paling sering dipelajari adalah Sains dan Teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Petani Cabai Morat-marit

1 September 2021   04:23 Diperbarui: 1 September 2021   04:25 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pedasnya cabai rawit
Membuat lidah tercubit
Membombardir mulut
Meletus bak Gunung Kelud.

Negeri subur makmur
Petani dibiarkan gugur
Satu persatu morat-marit
Percuma punya bibit.

Ladang sawah produktif
Lunglai lihat harga terjepit
Petani tak punya spirit
Importir pasok cabai rawit.

C.01.09.21.Rb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun