Aku berlari kecil, menerbangkan tubuhku yang baru saja sembuh dari Covid-19 menuju stasiun MRT Blok M, Jakarta Selatan. Pijakanku pada trotoar di Jalan Panglima Polim depan Blok M Plaza terasa menusuk tumit hingga ke lututku meski aku memakai sepatu. Tas berisikan laptop yang bergelayut di bahuku seolah menambah beban berat pada tubuhku.
Meski sudah sembuh dari Covid-19 dengan hasil swab PCR negatif, akan tetapi aku masih merasakan ada sesuatu yang lain di tubuhku, terutama saat melakukan aktivitas fisik, seperti berlari kecil, misalnya.
Mendung di langit menebal. Aku berdiri bimbang di persimpangan pintu masuk stasiun MRT atau menuju pintu masuk Blok M Plaza. Hatiku pun turut bersimpangan, kala mataku menatap tulisan "Marhaban Ya Ramadhan" pada sebuah iklan di bidang dinding di mal itu. Ya, besok sudah memasuki hari pertama bulan puasa.
Pada detik kesekian, aku memutuskan mampir sejenak di mal tersebut untuk membeli madu di sebuah supermarket yang ada di mal itu. Aku mendadak ingat, persediaan madu saat aku melakukan isolasi mandiri dan perawatan di Rumah Sakit Darurat Covid Wisma Atlet Kemayoran telah habis beberapa hari yang lalu. Dan karena kesibukkan kerja, aku sampai lupa membeli madu Kojima untuk persediaan di rumah dan puasa nanti.
Pantas saja tumit dan lututku seperti roda yang kurang pelumas!
Aku pun teringat ketika virus Covid-19 menyerang tubuhku awal Maret 2021 lalu dan memberikan gejala sakit yang tak menyenangkan. Gejala sakit tersebut bisa diredam dengan meminum madu Kojima.
Apabila kuceritakan kembali bagaimana rasanya sakit terpapar Covid-19 seperti ini: Kala itu aku tersentak bangun dari tidur dengan seluruh tubuhku sakit akibat rasa deman yang ganjil, badanku mendadak lemah dan tak bertenaga.Â
Saat aku membuka mata perlahan, pandanganku terasa berkabut. Sekedip kemudian sekelilingku buram dengan sedikit kilatan cahaya yang menyelinap dari jendela kamar apartemenku. Hal ini memang pernah terjadi sebelumnya, dan kemungkinan besar terulang lagi hari itu, bisa jadi akibat virus corona mulai meluluhlantakkan pertahanan imunitas tubuhku, vertigoku kumat. Hal itu membuatku cemas berlebihan.
Istriku sangat tahu kondisiku, ia dengan cekatan mengambil sebotol madu Kojima dan menuangkannya ke dalam cangkir berukuran kecil, lantas dengan sendok makan aku meminum madu tersebut perlahan. Alhamdulillah setelah meminumnya rasa pusing dan tidak nyaman di badanku berangsur mereda pada saat itu.
Kini aku bergegas masuk ke dalam supermarket dan langsung menuju ke rak di mana pelbagai merek madu dijual. Tentu saja madu Kojima menjadi pilihanku untuk kubeli. Karena sudah terbukti madu Kojima adalah madu yang lengkap untuk menjaga nutrisi terlebih saat berpuasa. Madu ini pun madu dengan 3 kebaikan yaitu korma, jinten (habbatussauda), dan madu.
Usai membeli madu Kojima di supermarket aku pun melangkahkan kakiku ke pintu stasiun MRT Blok M Plaza untuk pulang. Dari stasiun MRT Blok M Plaza aku menuju stasiun MRT Dukuh Atas, lalu transit dan pindah ke stasiun Sudirman untuk naik KRL menuju stasiun Duren Kalibata. Saat itu hujan sudah turun dengan derasnya dan terjadi kemacetan parah di seluruh jalanan protokol di Jakarta.
Orang-orang berebutan pulang tanpa peduli hujan yang menderas, agar bisa melakukan salat tarawih perdana dengan keluarga di rumah masing-masing.
Tradisi di bulan suci Ramadhan tak lepas dari rasa mensyukuri bahwa ibadah puasa adalah ibadah yang mesti ditunaikan dalam kondisi sehat jasmani dan rohani. Pun aktivitas ibadah di bulan Ramadhan menjadi meningkat dan intensif, baik ibadah wajib dan sunah.
Apartemen Kalibata City, 20 April 2021
Salam Sehat Selalu,
Bamby Cahyadi
Penyintas Covid-19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H