Mohon tunggu...
Bamby Cahyadi
Bamby Cahyadi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Profesional Food and Beverages Business

Adalah penulis cerpen dan profesional di dunia restoran. Pernah bekerja di pelbagai industri restoran berskala nasional dan multinasional

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Catatan Bagian Pertama: Hadiah Ulang Tahun, Terpapar Covid-19

22 Maret 2021   19:47 Diperbarui: 24 Maret 2021   03:09 3097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku menutup telepon.

Saat berbicara dengan Ibu Tiur tadi, aku sempat bertanya apa yang harus aku lakukan? Ia menjawab: Jangan panik, lakukan isolasi mandiri, lalu ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis paru, dan biasanya akan dirontgen untuk melihat apakah ada flek di paru-paruku. Langkah itu untuk menentukan apakah aku bergejala ringan, sedang, atau berat.

Sebuah email dari laboratorium rumah sakit Siloam Asri masuk.

Karena sudah tahu hasilnya positif, aku tidak begitu antusias membukanya. Namun tetap kubuka, tertera di lampiran surel itu hasil test Immunology/Serology PCR SARS COV-2: Positive, CT Value Gen N: 18,92 dan CT Value Gen ORFlab: 18,74. Huuufftt!

dokpri
dokpri
Malam itu juga terjadi kehebohan.

Istriku menelepon kantornya mengabarkan bahwa aku positif Covid-19. Dari pihak gugus tugas kantor istriku meminta ia harus datang besok pagi (hari Senin, 08 Maret 2021) untuk melakukan swab test di laboratorium perusahaannya di daerah Matraman, Jakarta Timur.

Aku sibuk menelepon beberapa teman yang pernah terpapar Covid-19 dan sudah sembuh, juga yang masih melakukan isolasi mandiri di sebuah hotel.

Yang kuhubungi pertama adalah Khrisna Pabichara karena ia sebagai penyintas Covid-19. Khrisna menjawab WhatsApp, meminta waktu 30 menit lagi bisa ditelepon karena ada pekerjaan dan deadline.

Lantas aku menelepon Mas Rudy Octave, ia sedang menjalani isolasi mandiri di sebuah hotel di Jakarta. Kami berbagi cerita. Karena memang saya dan Mas Rudy sempat bertemu dalam sebuah wawancara tentang perkembangan kafe di Indonesia pada 22 Februari 2021 lalu untuk konten vlog-nya.

Kelak setelah hari ke-5 ia isolasi mandiri di hotel, Mas Rudy akhirnya dirujuk ke sebuah rumah sakit di BSD Tangerang, karena paru-parunya terserang pneumonia.

Selesai telepon Mas Rudy, aku langsung telepon Khrisna. Ia memulai percakapan dengan nasihat, “Jangan panik, tetap tenang, Mas. Covid tidak akan membunuhmu!”. Aku agak terhibur dengan kalimat lugas itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun