Mohon tunggu...
kardes
kardes Mohon Tunggu... Lainnya - tukang

sedikit lagi jadi mahanganggur

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Wanita Itu

27 Mei 2023   14:57 Diperbarui: 27 Mei 2023   14:59 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

wanita itu

berkatmu aku belajar melukai diri sendiri

separuh ketabahan Tuhan ada di dirimu

aku mengenal bahasa yang lembut dari lekuk tuturmu.

kau melarangku tuk menatap matamu

dan melihat apa yang kau tatap

kini aku melihat matahari yang putih

langit yang biru

malam yang hangat

dan intim berdua adalah obrolan yang panjang tentang bunga serta cara merangkainya di ubun penguasa.

kini kusadari aroma wangi ini

datang dari lekuk-lekuk pikiranmu yang berani.

aku adalah pria yang tidak sempurna, O

wanita itu.

aku adalah riang yang tersenyum dingin

dan aku sunyi yang menyapa ramai

aku ingin merangkul dadamu dengan punggungku

dan mengajak mu bercinta di atas aroma rumput dan teduh sore hari

meski kau tak senang dipandang renta

atau tak mampu
berdiri di atas kaki sendiri
dan melangkah dengan kehendak sendiri.

kau mengajarkanku bahasa cinta yang paling luwes adalah pelukan

sebab tanpa lengan pun rahasia tubuhmu aman bersamaku.

Kau menarik tanganku seraya berlari

mengajakku ke sebuah rumah yang kau sebut hatimu

ada yang tidak tertidur dan memberi kasih ke seluruh tubuh

Dia bergema hingga senyap
'pun kuasamu.

Kau wanita itu,

melarangku menghisap susumu
memintaku mengecup jantungmu

mencegatku menghirup kemaluanmu
memintaku menyalami rahimmu.

kau mencium bibirku
lalu menina bobokan aku di atas lenganmu.

pria adalah bayi yang bertubuh besar

mereka tegar tanpa sosok ayah
namun tidak dengan ibu

O, kau wanita itu...

kini kusadari mengapa Tuhan mengenalkanmu

kala kesepianku
termangu di bawah pohon itu

sebab Tuhan adalah rahasia
dan kau adalah jawabannya.

Wajo, 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun