Matahari naik baru sepenggalah
Terangnya menyapa embun di bibir pematang
Iblis berwajah malaikat merendah
Menyapamu, mengaku utusan para dewa
Akulah sang penyelamat dari negeri pisang
Mewartakan, wajamu akan semakin dikagumi dunia
Ketika semua kecantikan kucatat dalam buku sejarah
Bernama kelindan geopark.
Suara malaikat berwajah iblis menggema di relung goa
Menampik keagungan seperti peristiwa purba
Kala iblis diperintah bersujud kepada Adam.
Mulut besarnya menantang
Tuhan tidak lebih dari seonggok cahaya
Bermain di atas singgasana
Berdansa atas nama kekuasaan.
Â
Rombongan anjing liar pun bersorak
Mereka mengiyakan seruan para mucikari taman bumi
Tanpa mendengarkan rintihan pelanmu.
Aku berdiri gemetar
Aku merinding menyaksikan deritamu
Aku gerah mendengar tawa dukamu
Aku meminjam sabit tukang rumput.
Ingin rasa aku memangkas persekongkolan
Iblis dan rombongan anjing liar
Yang memperdagangkan kecantikan pesonamu
Goa Pindul, setiamu tak sendirian.
Putat, Â 2 Sept 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H