Pukul 12.30. Minggu 9/10/2016, Giyo (54) warga Padukuhan Gelaran I, RT 07/RW 15, Desa Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, oleh otorita setempat dinyatakan hilang usai menjalankan tugas pemanduan. Lelaki paruh baya itu adalah anggota pemandu wisata Pokarwis Dewa Bejo Goa Pindul.
Terkait peristiwa hilangnya Giyo, Polres Gunungkidul langsung memasang police line. Sebelum korban ditemukan, Goa Pindul dinyatakan tertutup untuk seluruh pengunjung. Dikabarkan, korban hilang sehabis tugas memandu wisatawan. Pemda dikritik keras karena alpa tidak melindungi para pemandu wisata yang beresiko tinggi.
Mantan anggota DPRD Gunungkidul dari fraksi PDI Perjuangan mengingatkan pentingnya asuransi jiwa bagi para pemandu wisata yang beresiko tinggi.
Tenaga pemandu seperti Giyo harus mendapat perlindungan, sementara Untung Nurjaya melihat, Perda No. 5 Tahun 2013 yang mengatur tentang kepariwisataan, tidak memuat item perlindungan jiwa.
“Eksekutif dan legeslatif bukan hanya terlena, tetapi alpa tidak memikirkan nasib pekerja pariwisata, padahal, tenaga mereka diperas untuk kepentingan pundi-pundi PAD,” demikian Untung Nurjaya melempar kritik pedas.
Na’as kebetulan dilakoni Giyo. Menurut Untung Nurjaya bukan mustahil Giyo yang lain menyusul. Arus sungai Goa Pindul tidak boleh dipandang enteng. Termasuk pemandu wisata pada destinasi Gunung Api Purba (GAP) Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk.
“Nasib Giyo masih teka-teki,” terang Budi Harjo, Kepala BPBD Gunungkidul, ketika dihubungi melalui sambungan telepon.
Dikabarkan,Tim SAR gabungan dari DIY, Mapala UGM, dan Pantai Baron melakukan pencarian mulai pukul 16.00 WIB, namun sampai menjelang petang, korban belum diketemukan. Medan, tempat hilangnya Giyo terkendala dua hal, air sungai terlalu keruh dan deras.
Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos didampingi Saryanto Kepala Dinas Kebudayaan Dan Kepariwisataan langsung menyambangi tempat kejadian perkara (TKP).
“Goa Pindul meminta 2 korban. Dua tahun silam, seorang siswa hilang di tempat yang sama,” ujar Bupati seraya mengingat semua pihak yang terlibat pengelolaan wisata Goa Pindul, berhati-hati, seperti dikutip beberapa media lokal.
Hilangnya Giyo membuka mata berbagi pihak, bukan sebatas soal tindakan megamankan wisatawan, tetapi juga perlindungan jiwa terhadap semua personil yang bertugas melayani wisatawan. Publik berharap, peraturan daerah musti diperbaiki, untuk melindungi Giyo-Giyo yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H