Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pindul Minta Korban, Pemkab Dikritik Habis-habisan

10 Oktober 2016   07:46 Diperbarui: 10 Oktober 2016   08:23 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sungai oyo goa pindul kadang ramah, kadang ganas. foto blogarama

Pukul 12.30. Minggu 9/10/2016, Giyo (54) warga Padukuhan Gelaran I, RT 07/RW 15, Desa Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,    oleh otorita setempat dinyatakan hilang usai menjalankan tugas pemanduan. Lelaki paruh baya itu adalah anggota pemandu  wisata Pokarwis Dewa Bejo Goa Pindul.

Terkait peristiwa hilangnya Giyo, Polres Gunungkidul langsung memasang police line. Sebelum korban ditemukan, Goa Pindul dinyatakan tertutup untuk seluruh pengunjung. Dikabarkan, korban hilang sehabis tugas memandu wisatawan. Pemda dikritik keras karena alpa tidak melindungi para pemandu wisata yang beresiko tinggi.

Mantan anggota DPRD Gunungkidul dari fraksi PDI Perjuangan mengingatkan pentingnya asuransi jiwa bagi para pemandu wisata yang beresiko tinggi.

Tenaga pemandu seperti Giyo harus mendapat perlindungan, sementara Untung Nurjaya melihat, Perda No. 5 Tahun 2013 yang mengatur tentang kepariwisataan, tidak memuat  item perlindungan jiwa.

“Eksekutif dan legeslatif bukan hanya terlena, tetapi alpa tidak memikirkan nasib pekerja pariwisata, padahal, tenaga mereka diperas untuk kepentingan pundi-pundi PAD,” demikian Untung Nurjaya melempar kritik pedas.

Na’as kebetulan dilakoni Giyo. Menurut Untung Nurjaya bukan mustahil Giyo yang lain menyusul. Arus sungai Goa Pindul tidak boleh dipandang enteng. Termasuk pemandu wisata pada destinasi Gunung Api Purba (GAP) Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk.

“Nasib Giyo masih teka-teki,” terang Budi Harjo, Kepala BPBD Gunungkidul, ketika dihubungi melalui sambungan telepon.

Dikabarkan,Tim SAR gabungan dari DIY, Mapala UGM, dan Pantai Baron melakukan pencarian mulai pukul 16.00 WIB, namun sampai menjelang petang, korban belum diketemukan. Medan, tempat hilangnya Giyo terkendala dua hal, air sungai terlalu keruh dan deras.

Bupati Gunungkidul, Hj. Badingah, S.Sos didampingi Saryanto Kepala Dinas Kebudayaan Dan Kepariwisataan langsung menyambangi tempat kejadian perkara (TKP).

“Goa Pindul meminta 2 korban. Dua tahun silam, seorang siswa hilang di tempat yang sama,” ujar Bupati seraya mengingat semua pihak yang terlibat pengelolaan wisata Goa Pindul, berhati-hati, seperti dikutip beberapa media lokal.

Hilangnya Giyo membuka mata  berbagi pihak, bukan sebatas  soal tindakan megamankan wisatawan, tetapi juga perlindungan jiwa terhadap semua personil  yang bertugas melayani wisatawan.  Publik berharap, peraturan daerah musti diperbaiki, untuk melindungi Giyo-Giyo yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun