Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Novanto Membolos Menyusahkan Rakyat

28 Februari 2016   11:19 Diperbarui: 28 Februari 2016   11:41 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Rapur DPR-RI, Foto Kompas.com"][/caption]Masih terngiang di telingaku,  syair lagu sederhana yang diajarkan bu guru di bangku sekolah rakyat (SR) tahun 1960-an. Cuplikannya: Amrin membolos, kata bu guru, suka membolos, menyusahkan ibu.

Amrin, merupakan personifikasi murid dekade 60-an, yang sosoknya tidak jelas tetapi secara imajinatif hadir sedemikian kongkrit di pikiran anak-anak SR.

Limapuluh enam tahun kemudian (di 2016), Amrin itu menjelma ke dalam diri Setya Novanto Ketua Fraksi Golkar. Orang seantero Nusantara pun geger sekaligus jengkel. Bermunculan aneka rerasan, mulai dari yang datar hingga nylekit gak enak didengar.

Menjadi anggota DPR itu mirip Prabu Kresna, raja Dwarawati dalam kisah Maha Barata. Raja dengan perawakan cemani alias hitam legam ini memiliki mantram sakti bolo sewu. Dia bisa mengubah dirinya menjadi raksasa super jumbo.

Anggota DPR dalam hal ini Setya Novanto, cuma mirip, karena ada perbedaan mendasar. Kehadirannya di Senayan didukung ratusan ribu orang. Setya Novanto tidak bisa tiwikromo sebagaimana Prabu Kresna, malah dia rawan melupakan dan/atau menyalahgunakan amanat ratusan ribu pendukung yang mendorongnya melaju ke Senayan.

Untuk gambaran 2014, Andi Nursaiful menulis, anggota DPR yang mendapat dukungan tertingi adalah dr. Karolin Margaret Natasha dari PDI-P. Putri Gubernur Kalbar drs. Cornelis MH ini meraup dukungan 397.481 suara.

Tetapi ada pula bahwa duduk di Senayan cukup dengan modal raihan 12.149 suara. Dia, tulis Andi, adalah Neng Eem Marhamah Zulfa (PKB) dari Dapil Jawa Barat III.

Bagimana dengan Setya Novanto? Anggota DPR dari Dapil NTT II, sebagaimana diwartakan poskupang.com meraup suara 77. 045 suara. Sementara Bilangan Pembagi Pemilih (BPP)  179.684 suara. Ini artinya Setya Novanto mewakili konstituen sebesar itu.

Menggendong rakyat sebanyak  179.684, Setya Novanto berkali-kali membuat kesalahan. Pertama dia nglencer ke negeri Paman Sam. Setya Novanto mejeng dengan Donal Trump dalam acara jumpa pers. Resiko politiknya sangat fatal. Dia  di-MKD-kan.

Kali kedua, Setya Novanto mencatut nama Presiden dan Wakil Preseden dalam kasus papa minta saham, menyebabkan  dia terjungkal dari kursi ketua DPR.

Tidak kapok juga, sebagai Ketua Fraksi Golkar seharusnya hadir di paripurna DPR 23 Februari 2016, dia malah mebolos memberatkan kepentingan Golar berada di tanah Kraeng Galengsong, Sulawesi.

Setya Novanto yang lagi meniru tingkah Amrin anak SR, (sekarang SD) itu kini kembli di-MKD-kan. Yang saya tak habis pikir, MKD selama ini ngapain? Mereka, anggota MKD sepertinya alpa melakukan pengawasan terhadap perilaku anggota DPR.

Sementara Peraturan DPR No 2 Tahun 2015 Tentang  Peraturan Tata Beracara Mahkamah  Kehormatan DPR telah ditetapkan. Ironisnya, peraturan yang diundangkan 16 April 2015 oleh Menkumham Yasonna H. Laoly itu ditandatangani Setya Novanto.

Tetapi Setya Novanto, hanya salah satu dari 560 anggota DPR di Senayan. Mata anggota MKD lagi vokus ke dia. Lalu bagaimana dengan Novanto-Novanto yang lain? Harapannya tidak serunyam Amrin membolos. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun