[caption caption="Dermaga Sadeng, di sini tuna dan gindara mendarat. Foto Slamet SPd."][/caption]Iwan Haryanto, warga Pedotan Wetan, desa Putat, kecamatan Patuk, kabupaten Gunungkidul penasaran. Bapak tiga anak yang punya hobi memancing di laut ini, tidak percaya terkait informasi, bahwa ikan gindara hanya ada di perairan Papua dan Sulawesi. Iseng-iseng dia mencoba berburu gindara di perairan Sadeng, kecamatan Girisubo, Gunungkidul.
Ikan gindara, dari berbagai sumber diketahui, mirip tuna tetapi kulitnya hitam, mata melotot, sehingga oleh para nelayan sering disebut ikan setan.
[caption caption="ikan gindara, foto jamal"]
"Ikan gindara, berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, utamanya menghancurkan kolesterol dalam darah," ujar Iwan Haryanto," Rabu 24/2/2016
Berjam-jam dia nongkrong di bibir pantai Sadeng, tetapi hasilnya nihil. Sarpan, ketua nelayan pantai setempat mengatakan, bahwa anak buahnya sering memperoleh tangkapan ikan gindara. "Cuma saat ini memang belum musim. Dan namanya pun berbeda. Kami menyebutnya itu ikan tuna hitam," timpalnya.
Agus Priyanto Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, saat diklarifikasi mengenai potensi serta populasi ikan gindara menyatakan, belum memperoleh masukan dari para nelayan.
"Bahkan saya belum pernah dengar di perairan pantai selatan ada jenis ikan seperti itu. Yang banyak ditangkap justru ikan tuna. Biasanya, kalau tidak terjadi anomali cuaca, musimnya di awal Maret," tukasnya.
Jamal Basmal, peneliti pada Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan menyatakan, ikan gindara yang tertangkap merupakan sampingan dari penangkapan ikan tuna.
Dari penelusuran pustaka Jamal menemukan tangkapan 194.173 ton ikan tuna, estimasi ikan gindara yang ikut tertangkap sekitar 5% atau 9.708,65 ton.
Menurut Jamal, tidak keliru ketika Iwan Haryanto bersepekulasi di perairan Sadeng. Ketika banyak ikan tuna, dipastikan di situ ada ikan gindara.
Dipaparkan bahwa kandungan minyak esensial dalam daging ikan gindara prospektif dikembangkan sebagai bahan neutrasetikal tertutama untuk penurunan kolesterol dalam darah.
Dijelaskan, dalam daging gindara terkandung 88,74% asam lemak tak jenuh. Hanya dengan mengkomsumsi sekerat daging gindara bobot 2 gram saja, akan menguras radikal bebas yang mengendap dalam tubuh.
Wahyu Triyanto, rekan Iwan merasakan, kokesterolnya luruh total. "Usai makan daging gindara, semua lemak jenuh terkuras, keluar saat saya buang air besar," akunya.
Gindara atau ikan setan itu hidup di perairan laut dalam paling dangkal 200 meter di bawah permukaan laut. Manfaatnya bisa menyembukan seabrek penyakit. Dia mulai diburu banyak orang, tapi pemerintah masih diam-diam saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI