Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ponjong Kota Sejarah Juga Kota Pematang

4 Februari 2016   23:04 Diperbarui: 8 Mei 2016   21:37 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="water byuur. foto anang sutrisno"][/caption]

 

Di kalangan warga Gunungkidul, Ponjong dikenal sebagai kota sejarah. Alasannya, Poncodirdjo, Bupati pertama Gunungkidul berasal dari kecamatan ini. Berikutnya disusul Suharto, Sumpeno, serta Badingah
dari garis Wasito Donosaroyo almarhum suaminya. Agak aneh memang, bahwa warga setempat justru kurang mengapresiasi fakta historisseperti itu.

"Tidak semua warga melupakan sejarah," kata Anang Sutrisno, ST. pemuda setempat yang mencoba mengembagkan bisnis air, guna mengikat tali sejarah yang nyaris putus, Kamis 4/2/2016.

Begitu yakin dia melempar pernyataan sederhana namun menggelitik. "Ponjong di samping kota sejrah juga sekaligus kota pematang," ujar Anang.

Dia, memaknai ucapannya dengan bahasa yang sangat sederhana. Adanya sawah menghijau sepanjang tahun, ratusan kolam ikan air tawar pertanda kecamatan Ponjong murah air. Menjadi pas, kata Anang, kalau kecamatan ini juga dijuluki Kota Pematang.

"Saya menangkap ucapan almarhum Ki Dalang Salim. Loh tulus kang sarwo tinandur, jinawi murah kang sarwo tinumbas," kutipnya.

Janturan atau ucapan Ki Dalang Salim mengilhami Anang dan kawan-kawan untuk mengelola bisnis air berupa Water Byuur dan Rumah Makan.

Kegiatan mereka terwadahi dalam BUM-Des Hanyukupi milik Pemdes Ponjong. "Unit usaha water byuur telah berjalan empat tahun, dikelola 10 orang pegawai dengan sistem gaji tetap dan bonus," terang dia.

Dari tahun ke tahun, hasil kegiatan pengelolaan water byuur terus meningkat. Anang membeberkan secara gamblang hasil keuntungan bersih yang diraih.

"Tahun 2012 Rp15.581.040,00. Tahun 2013 Rp 32.482.370,00. Tahun 2014 Rp 63.315.680,00 dan tahun 2015 Rp 91.422.450,00," urai dia selaku Direktur BUM-Des Hanyukupi,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun