[caption caption="water byuur. foto anang sutrisno"][/caption]
Â
Di kalangan warga Gunungkidul, Ponjong dikenal sebagai kota sejarah. Alasannya, Poncodirdjo, Bupati pertama Gunungkidul berasal dari kecamatan ini. Berikutnya disusul Suharto, Sumpeno, serta Badingah
dari garis Wasito Donosaroyo almarhum suaminya. Agak aneh memang, bahwa warga setempat justru kurang mengapresiasi fakta historisseperti itu.
"Tidak semua warga melupakan sejarah," kata Anang Sutrisno, ST. pemuda setempat yang mencoba mengembagkan bisnis air, guna mengikat tali sejarah yang nyaris putus, Kamis 4/2/2016.
Begitu yakin dia melempar pernyataan sederhana namun menggelitik. "Ponjong di samping kota sejrah juga sekaligus kota pematang," ujar Anang.
Dia, memaknai ucapannya dengan bahasa yang sangat sederhana. Adanya sawah menghijau sepanjang tahun, ratusan kolam ikan air tawar pertanda kecamatan Ponjong murah air. Menjadi pas, kata Anang, kalau kecamatan ini juga dijuluki Kota Pematang.
"Saya menangkap ucapan almarhum Ki Dalang Salim. Loh tulus kang sarwo tinandur, jinawi murah kang sarwo tinumbas," kutipnya.
Janturan atau ucapan Ki Dalang Salim mengilhami Anang dan kawan-kawan untuk mengelola bisnis air berupa Water Byuur dan Rumah Makan.
Kegiatan mereka terwadahi dalam BUM-Des Hanyukupi milik Pemdes Ponjong. "Unit usaha water byuur telah berjalan empat tahun, dikelola 10 orang pegawai dengan sistem gaji tetap dan bonus," terang dia.
Dari tahun ke tahun, hasil kegiatan pengelolaan water byuur terus meningkat. Anang membeberkan secara gamblang hasil keuntungan bersih yang diraih.
"Tahun 2012 Rp15.581.040,00. Tahun 2013 Rp 32.482.370,00. Tahun 2014 Rp 63.315.680,00 dan tahun 2015 Rp 91.422.450,00," urai dia selaku Direktur BUM-Des Hanyukupi,
Arif Al Fauzi selaku penasehat BUM-Des mengcungi jempol terkait prestasi lembaga yang dipimpin Anang Sutrisno.
"Tidak sia-sia dia merajut Ponjong sebagai Kota Sejarah dan Kota Pematang, "tandas Arif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI