Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Eternit Ambrol: Guru Wanita & 29 Siswa SD Terjebak Reruntuhan

24 Januari 2014   22:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1390577054590808367

[caption id="attachment_308055" align="aligncenter" width="595" caption="Ruang kelas tempat eternit rontok, Ft. Wibowo "][/caption]

Kegiatan belajar mengajar terhenti karena eternit ambrol. Guru Wanita dan 29 murid terjebak dalam reruntuhan. Tidak ada korban jiwa, tetapi 4 siswa lecet ringan dan kepala berasa pusing. Disinyalir, ambrolnya eternit karena termakan usia. Karena sejak dibangun tahun 2006 pasca gempa, gedung tersebut belum pernah direnovsi.

Duapuluh sembilan (29) Siswa klas IV SD Negri Panjatan, Salam, Patuk, Gunungkidul DIY tertimpa eternit ambrol Jum’at 24/1/2014. Peristiwa itu terjadi pukul08.00 WIB, saat kegiatan belajar mengajar berlasung. Suparini S.Pd, wali murid kelas IV mengatakan, “Terdengar bunyi plethek......(seperti suara kayu patah) eternit seluruh ruangan ambrol serentak. Kami dan anak-anak terperangkap dalam reruntuhan. Dengan cara merangkak di sela meja dan kursi, kami berhasil keluar ”

Jerit dan tangis pun pecah setelah para murid berhasil keluar dari reruntuhan. Kegiatan belajar mengajar kontan dihentikan. “Siswa tidak akan diliburkan, tetapi untuk pengaturan harus di ruang berapa, itu wewenang kepala sekolah,” kata Suparini gemetaran

Dalam peristiwa tersebut tidak ada korban jiwa, namun 4 siswa diketahui menderita luka lecet dan kepala pusing. Mereka adalah Andari Miftah Nurjanah, Angga Apariliano, Rahma Kusuma dan Fayis Habib A. Berseberangan dengan sekolah ada Puskesmas I Patuk. “Tetapi anak-anak tidak mau dibawa ke sana, sebab itu cukup kami obati di UKS,” kata Suparini.

Tentang rontoknya eternit, Kepala Sekolah SD Negeri Panjatan, Drs. Sudarman menduga bahwa karena termakan usia. “Gedung dengan konstruksi baja ringan ukuran 8 x 7 meter ini dibangun pemerintah pasca gempa tahun 2006 silam. Hingga 2014, belum pernah dilakukan renovasi,” kata Sudarman

Di samping faktor usia, hujan deras di hari sebelumnya 23/1/2014 menyebabkan eternit lembab dan berat. Paku yang berkarat lolos, menyebabkan eternit ambrol secara bersamaan. Yang dikhawatirkan Sudarman justru eternit yang ada di 8 ruang yang lain. “Kalau yang sudah ambrol, itu aman untuk ditempati. Tetapi 8 lainnya, kami kira ada potensi rontok. Itu sebabnya, dalam waktu dekat kami akan membongkar eternit yang lain,” kata Sudarman menutup penjelasan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun