Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gandung Pardiman, Politik Uang No..., Kanan Mikrofon, Kiri 50 Ribuan

3 Maret 2014   01:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:18 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_314830" align="aligncenter" width="300" caption="Gandung Pardiman: kanan mikrofon, kiri 50 ribuan. Ft. Bewe"][/caption]

Tanggal 25 Februari 2014 lalu, Gandung Pardiman, anggota DPR RI Komisi 5, berulang tahun. Usia Gandung ganjil 61 tahun. Wajah politisi Golkar itu nampak tua. Dikabarkan sebulan lebih dia beristirahat karena penyakit gula. Di Pondok Elabu Bukit Patuk, Gunungkidul, Ahad, 2/3/2014 Gandung menggelar acara kangen-kangenan. Ngobrol akrab dengan warga Kecamatan Patuk, termasuk dengan Mahfud, mantan anggota DPRD II dari PDI.

[caption id="attachment_314831" align="aligncenter" width="300" caption="Gandung pardiman Kangen2an dengan Mahfud"]

1393760890456314887
1393760890456314887
[/caption]

Dalam sambutan keakraban, Gandung berusaha menghindar dalam arti tidak bicara soal politik, meski di kanan kiri dia berdiri, terpampang gambarnya di baliho besar dengan seragam kuning-kuning.

Gandung Pardiman mengenakan kemeja putih lengan pendek, bercelana warna gelap. Saat menghantar pertandingan sepak bola bulan Oktober 2013, di tempat yang sama, dia masih berpakaian necis, bersepatu gilap. Hari itu tidak. Gandung hanya bersandal selop, karena tumit sebelahkiri masih bengkak.

“Sebulan lebih saya kena gula Mas,” kata Gandung kepada wartawan. Dia mengaku, kadar gula sempat mencapai angka 600. “Tetapi sekarang sudah lebih enak,” kata Gandung dengan kebal kebul menghisap rokok filter kesukaannya, gudang garam.

Zero alias nol, pidato politik. Di tengah hadirin yang jumlahnya tidak kurang dari 200 orang, Gandung mencoba menyemangati warga agar berpikir kritis dalam porsi pembangunan, sesuai dengan potensi yang dimiliki Gunungkidul.

“Di bidang Pariwisata, kita jangan jadi penonton,” katanya. “Kita punya Bukit Patuk, mengapa tanah di sekitar Hargodumilah sekarang dikuasai orang-orang di luar Gunungkidul. Kita harus menjadi tuan di negeri sendiri. Tata dengan baik, saya dan kawan-kawan akan mendampingi aspirasi dan kemauan saudara,” tepuk tangan pun gemuruh.

Menjelang acara berakhir, Gandung mengingatkan, caleg dari Golkar dilarang melakukan praktik politik uang. “No...... itu kuno. Di Gunungkidul sudah tidak laku. Lain dengan di Kabupaten Sleman.”

Campur Sari Ringkes ‘Narada Intertain’, dengan penyanyi tunggal Zarima, menutup acara kangen-kangenan dengan lantunan lagu cukup beken munajat cinta. Gandung Pardiman berdiri, menghapiri sekitar 10 pengunjung.

Tangan kanan menyodorkan mikrofon, isyarat yang dihampiri harus menyanyi. Tangan kiri merogoh saku, mengeluarkan ‘limapuluh ribuan’ kemudian diserahkan kepada person yang disodori mikrofon.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun