Diam, pelan, tapi merembes sampai ke mana-mana, “Target kami, 70% menang di Gunungkidul,” paparnya.
Mengamati gerakan kedua tim, saya berani memastikan: seberapa pun perolehan suara Prabowo-Jokowi di Gunungkidul, sesungguhnya bukan semata kerja keras timses mereka.
Mendingan timnya Prabowo, mereka punya Sekretariat bersama, di ruko Siyono Harjo. Untuk Jokowi? Muter-muter, kota Wonosri sentral pemenangan itu susah untuk ditemukan.
Lagi pula, saya memperoleh info tentang gerakan kedua tim, sebatas melalui telepon. Para tokoh, ternyata banyak berada di luar kota, dengan kepentingan di luar konteks pemenangan pilpres.
Lebih ngeri lagi, ketua tim pemenangan Prabowo-Hata, Hj. Badingah, S.Sos yang notabene adalah Bupati Gunungkidul, sama sekali tidak bicara sepatah kata pun. Terbentuknya tim pemenangan, untuk kedua kubu saya pikir hanya sekadar untuk memenuhi prosedur.
Tidak perlu diajari, masyarakat Gunungkidul, nampaknya telah tergiring oleh TV One, maupun Metro TV. Tanpa timses pun, ide-ide besar kedua capres itu, telah sampai ke pelosok Gunungkidul.
Sisa jatah 8 putaran kampanye terbuka itu mau digunakan atau tidak, Prabowo-Jokowi, dipastikan bakal perang hebat dan seru. Umpama selisih, diperkirakan tidak besar-besar banget.
Saya hanya ingin mengatakan: kedua tim dari dua kubu capres-cawapres itu sebenarnya IMPOTEN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H