Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menghitung Usia Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo

28 Oktober 2014   15:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:27 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tanpa dikurangi hari minggu, hari libur nasional dan 7 hari molornya pengumuman kabinet kerja, usia kabinet Presiden Joko Widodo adalah 1.825 kalender. Dihtung dari tanggal 26/10/2014 saat Presiden mengumumkan kabinetnya, maka hari efektif kabinet kerja itu hanya tinggal 1.483 hari.



Mudah dihitung, selama lima tahun dikalkulasi 52 x 5, ketemunya 260 libur. Saban tahun sekurang-kurangnya ada 15 hari besar, bertanggal merah, mulai dari Tahun Baru Masehi, Maulid Nabi, Tahun Baru Imlek, Hari Raya Nyepi, Wafatnya Yesus Kristus, Hari Buruh, Waisyak, Israk Mi’raj, Kenaikan Isa Almasih, Idul Fitri I dan II, Kemerdekaan RI, Idul Adha, Tahun Baru Hijriyah, dan hari Natal.

Lima belas hari besar di atas, 15 x 5 = 75, ada di setiap tahun, saat kabinet kerja melaksanakan pengabdiannya. Itu masih ditambah keterlambatan 7 hari Presiden Joko Widodo, hingga total ketemunya 82 hari tak efektif.

Kongkretnya, 5 tahun kalender kerja terdiri dari 1.825 hari, dikurangi 260 libur hari minggu, 75 libur hari besar, dipotong 7 hari molornya pembentukan kabinet, maka ketemunya tinggal 1.483 harikerja.

Belum genap sehari kabinet diumumkan, para pengamat pun geger. Komentar aneka macam. Ada yang menyoroti mentri wanita yang suka merokok. Ada pula yang bilang respon pasar tak bergeming, indikator harga saham tak naik tak turun.

Malah ada ada pula yang nylekit menuding Prisiden Joko Widodo tidak mengerti konsep Trisakti, sebagaimana pernah dijalankan Bung Karno.

Terlepas daricaci-makian yang ditujukan pada kabinet putih bentukan Presiden Joko Widodo, saya sebut kabinet putih, karena saat diumumkan mereka beruniform putih, saya memilih menjadi penikmat. Saya tidak mau bergerombol di barisan para pengamat.

Konsekuensinya sederhana, karena kalender kerja kabinet tinggal 1.483 hari, maka selama itu pula saya menunggu hasil, seberapa sigap kabinet itu menterjemahkan konsep Presiden Joko Widodo membangun Indonesia dari desa.

Rupanya kabinet putih ini dibentuk karena terinspirasi oleh konsep pembangunan: mulai dari belakang sebagaimana digagas Robert Chambers.

Sapasi 1.483 hari adalah kunci masuk, lima tahun ke depan. Joko Widodo bisa dua periode menjadi presiden, tergantung seberapa lihai dia mengisi pembangunan di sejumlah sisa hari kerja yang dia miliki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun