"Itulah yang saya tangkap selama saya mendalami mantra huruf Jawa yangdilafalkan secara terbalik layaknya orang membaca kalimat dalamtulisan berbahasa arab," ujarnya.
Dia menjelaskan, kalimat dalam Bahasa latin, dibaca dari kiri ke kanan. Membaca kalimat dalam bahasa Arab terjadi sebaliknya, dari kanan kekiri.
Huruf Jawa yang dibaca terbalik, versi Hartono menjadi: NGATHABAGAMA, NYAYAJADAPA, LAWASATADA, KARACANAHA, dipandang bisa menimbulkan energi yang maha dahsyat.
"Cara baca seperti itu akan mengubah huruf menjadi mantra yang bisa menolak berbagai macam mara bahaya," jelasnya.
Meski demikian dia mengingatkan mantra tersebut harus diletakkan dalamsudut pandang katarsis."Artinya, siapa pun yang berani mengubah diri dalam prespektif 180derajat dari buruk menjadi baik, dijamin bakal terhindar darimalapetaka," ujar dia.
Manusia yang hidup di abad 20 seperti saat ini (sesuai dengan jumlahhuruf Jawa) menurut Hartono, telah terjebak dan terjerumus ke dalamlembah kenistaan dunia."Kalau Jokowi kemudian bilang harus dilakukan revolusi mental itu tidak salah", ulasnya.
Pertanyaan sederhana, kata dia, apakah Presiden Joko Widodo sudahmelakukan revolusi mental terhadap dirinya sendiri?"Itu niat politis, yang tahu hanya dia," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H