Mohon tunggu...
Bambang Wahyu Widayadi
Bambang Wahyu Widayadi Mohon Tunggu... lainnya -

Menulis sejak 1979. di KR, Masa Kini, Suara Merdeka, Sinartani, Horison, Kompasiana, juga pernah menjadi Redpel Mingguan Eksponen Yogyakarta. Saat ini aktif membantu media online sorotgunungkidul.com. Secara rutin menulis juga di Swarawarga. Alumnus IKIP Negeri Yogyakarta sekarang UNY angkatan 1976 FPBS Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Pernah mengajar di SMA Negeri 1 Sampit Kota Waringin Timur Kalteng, STM Migas Cepu, SMA Santo Louis Cepu, SPBMA MM Yogyakarta, SMA TRISAKTI Patuk, SMA Bhinakarya Wonosari, SMA Muhammadiyah Wonosari. Pernah menjabat Kabag Pembangunan Desa Putat Kecamatan Patuk. Salam damai dan persaudaraan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hanacaraka, Mantra Politik Presiden Joko Widodo

22 Januari 2015   15:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:36 5634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


"Itulah yang saya tangkap selama saya mendalami mantra huruf Jawa yang
dilafalkan secara terbalik layaknya orang membaca kalimat dalamtulisan berbahasa arab," ujarnya.


Dia menjelaskan, kalimat dalam Bahasa latin, dibaca dari kiri ke kanan
. Membaca kalimat dalam bahasa Arab terjadi sebaliknya, dari kanan kekiri.


Huruf Jawa yang dibaca terbalik, versi Hartono menjadi: NGATHABAGAMA, NYAYAJADAPA, LAWASATADA,  KARACANAHA, dipandang bis
a menimbulkan energi yang maha dahsyat.

"Cara baca seperti itu akan mengubah huruf menjadi mantra yang bisa menolak berbagai macam mara bahaya," jelasnya.


Meski demikian dia mengingatkan mantra tersebut harus diletakkan dalam
sudut pandang katarsis."Artinya, siapa pun yang berani mengubah diri dalam prespektif 180derajat dari buruk menjadi baik, dijamin  bakal terhindar darimalapetaka," ujar dia.


Manusia yang hidup di abad 20 seperti saat ini (sesuai dengan jumlah
huruf Jawa) menurut Hartono, telah terjebak dan terjerumus ke dalamlembah kenistaan dunia."Kalau Jokowi kemudian bilang harus dilakukan revolusi mental itu tidak salah", ulasnya.


Pertanyaan sederhana, kata dia, apakah Presiden Joko Widodo sudah
melakukan revolusi mental terhadap dirinya sendiri?"Itu niat politis, yang tahu hanya dia," pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun