Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

"Ngemil" Menulis Buku dengan Pomodoro

7 Januari 2025   06:10 Diperbarui: 8 Januari 2025   17:09 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknik Pomodoro (Modifikasi oleh Bambang Trim; Sumber gambar: MSPoint, Gulhan Ozcan)

Sudah merencanakan terbit satu buku tahun 2025? Bagaimana engkau mengeksekusinya mulai Januari hingga tenggat berakhir?

Pernah ada penulis yang membanggakan dirinya mampu menulis buku dalam hitungan seminggu. Lebih gokil lagi masa kini, menulis buku dalam sehari dengan berkawan ChatGPT. Ah, secepat apa pun engkau menulis buku itu bukan sebuah prestasi karena yang dinilai dari sebuah buku adalah isinya, bukan kecepatan membuatnya demi sebuah rekor.

Jika menggunakan definisi klasik dari UNESCO bahwa buku itu minimal ketebalannya 49 halaman, engkau dapat merancang buku tipis 48 +8 = 56 halaman. Buku cetak memang selalu tebalnya kelipatan 8. Lumayan panjang memang tulisan yang disebut buku itu, kecuali buku anak. Karena itu, engkau dapat menggunakan cara ngemil.

Istilah ngemil dalam konteks literasi saya kenal dari Mas Hernowo (alm.). Ia memberi solusi kepada mereka yang kesulitan membaca atau menghabiskan bacaan berupa buku, apalagi bacaan berat. Caranya seperti ngemil camilan, sedikit-sedikit dan lama-lama membukit.

Itu sebabnya sebuah buku yang kompleks disusun atas bab dan sub-subbab sehingga dapat memberi jeda kepada pembaca untuk berhenti sejenak lalu melanjutkan kembali. Jarang ada buku langsung dibaca habis dalam satu waktu, kecuali engkau menerapkan cara membaca kilat belajar dari The Flash.

Ada satu teknik yang dapat diterapkan pada menulis seperti ngemil. Namanya Teknik Pomodoro.

Pomodoro sepintas mirip dengan podomoro dalam bahasa Jawa yang bermakna 'bersama-sama' atau 'berdatangan', tetapi ia bukan bahasa Jawa.  Pomodoro merupakan sebuah teknik produktivitas yang ditemukan oleh Francesco Cirillo pada akhir 1980-an. Cirillo dikenal sebagai seorang pengembang perangkat lunak dan konsultan produktivitas asal Italia. 

Saat menemukan pomodoro, Cirillo adalah seorang mahasiswa yang kesulitan fokus pada studinya. Ia memutuskan untuk mencoba bekerja dalam waktu singkat dan terukur.

Pomodoro berasal dari kata dari bahasa Italia yang bermakna 'tomat'. Mengapa tomat? Hal itu merujukan pada alat pengukur waktu (timer) yang sering digunakan di dapur. Bentuknya seperti tomat merah.

Dengan menggunakan pomodoro, diaturlah suatu pekerjaan berdasarkan sesi-sesi. Biasanya, durasi sesi kerja berlangsung selama 25 menit, yang disebut satu "pomodoro", diikuti dengan istirahat pendek selama 5-10 menit. Setelah empat sesi Pomodoro (sekira 100 menit), engkau dapat mengambil istirahat lebih panjang, biasanya 15--30 menit.

Ngemil Menulis Buku dengan Pomodoro

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun