Namun, di Indonesia ada yang disebut profesor kehormatan, hadiah dari institusi kampus kepada seseorang yang dianggap berkontribusi dalam suatu bidang keilmuan. Di BRIN juga ada personel yang menyandang gelar profesor riset.
Profesor itu gelar tertinggi sehingga meminjam istilah Prof. Deddy Mulyana (Kompas, 16 Juli 2024), banyak yang kebelet menjadi profesor---dari kalangan pejabat publik dan pesohor.
Mereka yang kebelet mendadak profesor itu mengabaikan pemerolehan gelar secara etis sebagaimana tercantum dalam regulasi Kemendikbudristek.
Lain lagi dengan Prof. Fathul Wahid, Rektor UII, yang mendeklarasikan tak ingin dipanggil dengan sapaan prof, begitu pula ditulis dengan gelar lengkap, misalnya dalam penulisan surat untuknya. Fathul Wahid melakukan desakralisasi sebutan profesor sehingga menimbulkan pro dan kontra.
Ya, ada pendapat sapaan dengan menyebut gelar, seperti Pak/Bu Doktor dan Pak/Bu Profesor sangat feodal. Namun, sepanjang itu sekadar penghormatan serta antara yang menyapa dan disapa nyaman-nyaman saja, tentu tidak ada masalah. Itu salah satu Asian values, Bro. Human right!
Saya sendiri masih menggunakan sapaan itu untuk para profesor yang sangat saya hormati dan saya tahu kapasitas mereka sebagai profesor.
Saya setuju pendapat bahwa tidak perlu desakralisasi sepanjang para profesor itu mampu menunjukkan muruah mereka di bidang ilmu yang ditekuni serta menggunakan gelar itu pada tempatnya.
Nah, yang terakhir itu saya paling mendukung jika para profesor harus menulis buku ilmiah (paling tidak sekali dalam hidupnya), tetapi tidak perlu mencantumkan gelarnya di kover buku. Loh, bukankah itu akan menjadi pelaris buku?
Silau Gelar di Kover Buku
Saya sudah pernah menulis di Kompasiana soal pencantuman gelar di karya tulis ilmiah, khususnya buku. Artikel itu dapat dibaca di sini Gereget Gelar di Kover Buku.
Ada maksud mengapa beberapa pedoman gaya penerbitan atau gaya selingkung, seperti APA Style, Chicago Manual of Style (CMS), MLA Style menganjurkan, bahkan menginstruksikan bahwa pada kover buku hanya digunakan nama penulis tanpa gelar.Â
Seperti di dalam CMS pada seksi 1.19 terdapat kalimat seperti ini: ... Chicago biasanya menghilangkan gelar akademis dan afiliasi apa pun .... (Chicago Manual of Style 2017, h. 10).