Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Satu Tahun Satu Buku Saja

29 Desember 2023   06:39 Diperbarui: 29 Desember 2023   13:18 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Satrio Ramadhan/Studio Indonesia

Untuk saat ini, menulis buku tidaklah sesulit dua dekade lalu. Internet dan teknologi digital sudah sangat membantu. Pencarian sumber semakin cepat sehingga dalam hitungan detik tersedia.

Ada banyak jenis buku yang dapat diniatkan dari saat ini. Jika saya membagi berdasarkan profesi/pekerjaan atau status, berikut ini satu buku yang  dapat diniatkan dan harus dituliskan.

  • Seorang pendidik (guru, dosen, widyaiswara, instruktur, dsb.) harus menulis minimal satu buku ajar/modul pembelajaran sebagai bahan ajar berbentuk buku.
  • Seorang periset harus menulis minimal satu buku ilmiah/monografi yang dapat dikonversi dari laporan hasil penelitian atau artikel ilmiah.
  • Seorang lulusan pascasarjana (magister/doktor) harus menulis satu buku ilmiah populer atau monografi yang dapat dikonversi dari tesis/disertasi.
  • Seorang praktisi/profesional harus menulis buku panduan/buku pedoman atau buku ilmiah populer dari hasil pengalamannya menimba tacit knowledge menjadi explicit knowledge, termasuk juga tacit skill menjadi explicit skill.

Loh, kok semua buku nonfiksi? Tentu Anda bebas juga memilih berkarya dalam bentuk fiksi, seperti antologi cerpen, novela/novelet, dan novel. Satu tahun satu novel sudah bagus itu.

Status seperti ibu rumah tangga, bahkan asisten rumah tangga, juga bukan mustahil menulis satu tahun satu buku. Buku-buku tentang gaya hidup, kisah nyata, parenting, dan pengembangan diri dapat dituliskan untuk mencerahkan banyak orang. Fakta menunjukkan semakin banyak ibu rumah tangga yang kini menjadi penulis buku.

Memilih Jalan Buku yang Bermutu

Ada banyak jalan menuju Roma, tetapi jalan buku tak sebanyak jalan ke Roma. Ter-la-lu ... kata Bang Rhoma.

Jalan buku bermutu adalah jalan yang harus ditekuni dengan saksama, terutama kemauan untuk membaca buku. Teknologi yang memudahkan sering kali membuat seorang calon penulis atau penulis lupa diri. Ia menulis buku, tetapi enggan membaca buku. Apa kata dunia?

Hal ini dapat ditelusuri dari daftar pustaka yang digunakan si penulis (pada buku nonfiksi). Ternyata semua sumber adalah sumber dari internet berupa artikel. Tidak ada satu pun buku dan ini sering terjadi. Kembali Bang Rhoma bilang, ter-la-lu ....

Buku bermutu indikatornya cukup tiga. Pertama, buku memiliki daya gugah sehingga awal membaca, pembaca sudah tertarik dan terdorong menuntaskan membaca isi buku. Kedua, buku memiliki daya ubah sehingga pembaca mengalami transformasi pada dirinya, termasuk pencerahan. Ketiga, buku memiliki daya indah sehingga memikat dari segi desain (kover dan isi) serta mudah dikenali.

Jalan buku ada pula jalan terlarang. Sebaiknya Anda balik badan ketika tergoda memasukinya. Jalan ini ditempuh oleh mereka yang ingin instan menulis buku dengan cara menjiplak/membajak karya orang lain. Alih-alih berkarya yang membanggakan, ia malah mengakui karya orang lain sebagai karyanya. Kali ketiga, Bang Rhoma bilang, "Haram!"

Teknologi juga dan justru semakin membuat seseorang dengan mudah terdeteksi sebagai plagiator. Karena itu, memplagiat karya orang lain sebagai jalan buku terlarang untuk masa kini sama dengan menjebloskan diri ke lubang.

Bagaimana? Tahun ini Anda belum menulis buku, tidak apa-apa. Waktu tidak mungkin diputar mundur. Namun, tahun depan 2024 Anda punya 365 hari untuk menulis satu buku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun