Akan berbeda jadinya kalau si pembuat soal menggunakan nama Anis dan Megah---tidak identik dan tidak dapat dipersoalkan. Berbeda juga jika kedua tokoh di dalam soal menunjukkan konotasi yang baik. Misalnya, Mega sering membantu Anies saat kesusahan. Demikian pula sebaliknya, Anies juga sering membantu Mega. Sikap kedua orang tersebut menunjukkan ....
Konfirmasi Dinas Pendidikan DKI
Mengutip Tempo.co, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana menuturkan (Sabtu, 12 Desember 2020) bahwa pihaknya telah menyelidiki asal-usul soal tersebut.
"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pendidikan DKI Jakarta telah menyelidiki terkait dengan beredarnya foto soal ujian sekolah melalui aplikasi pesan dan media sosial yang menyebutkan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Mega."
Menurut Nahdiana, konfirmasi dilakukan kepada kepala sekolah dan guru yang membuat soal. Si pembuat soal tak bermaksud mendukung ataupun mencemarkan nama baik pejabat. Soal itu dibuat lantaran ada unsur kompetensi dalam mata pelajaran, seperti pembentukan karakter, integritas, sabar, dan tanggung jawab.
"Terkait hal tersebut, redaksionalnya memang memiliki kesamaan nama, namun tidak ada maksud mendukung maupun mencemarkan nama baik pejabat publik," katanya.
Keterangan Nahdiana ini bagi sebagian orang mungkin sulit diterima karena si pembuat soal sebenarnya dapat memilih nama lain meskipun tidak ada larangan menggunakan nama pejabat/tokoh di dalam soal. Paling tidak kasus ini menjadi pembelajaran agar pembuat soal tidak menyerempet-nyerempet bahaya yang ditimbulkan konotasi buruk terkait satu orang atau sekelompok orang.
Soal yang Menjadi Persoalan
Nasi sudah menjadi bubur dan bubur tidak dapat disajikan sebagai menu sarapan. Sudah heboh lebih dulu dan jadi santapan politikus. Ini soal etis dan tidak etis dalam dunia pendidikan.
Sebenarnya bukan sekali dua kali ini soal-soal ujian mengandung masalah ditinjau dari sudut pandang kepatutan. Mungkin di benak si pembuat soal terselip maksud sekadar bercanda atau bermain-main tanpa maksud serius. Jika disengaja, tentu ada apa-apanya. Benak itu perlu dijernihkan, terutama terkait dengan pendidikan.
Baiklah, setelah kehebohan dan klarifikasi soal "Anies Diejek Mega" maka tak perlu dipersoalkan berkepanjangan. Hanya pembuat soal harus sadar bahwa persoalan ini telah dipersoalkan oleh banyak orang. Energi kita terkadang habis untuk membahas soal-soal seperti ini, termasuk saya yang  terpanggil menulis soal ini. Entah mengapa.[]Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H