Pernahkah Anda terpikir asal kutipan (quote) yang Anda ingat, lalu Anda tuliskan itu benar-benar dari orang tersebut? Umumnya seseorang menggunakan kutipan untuk menarik perhatian pembaca. Terkadang seseorang membuat kutipan dari kata-kata sendiri yang menempatkan ia layaknya seorang tokoh.
Kemarin saya menulis bahan ajar untuk kelas daring writerpreneur, ada kutipan yang hendak saya gunakan di dalam naskah. Kutipan itu tentang tiga tipe manusia, yaitu mereka yang membuat sesuatu terjadi, mereka yang (hanya) melihat apa yang terjadi, dan mereka yang terpelongo dengan apa yang terjadi.
Bahasa Inggrisnya seperti ini:Â The are three types of people in the world: those of make things happen; those who watch things happen; and those who wonder things happen.Â
Saya lupa siapa yang menyampaikan kutipan ini. Karena itu, cara paling mudah adalah meramban internet pada mesin pencari Google. Muncullah informasi bahwa kutipan tersebut berasal dari Mary Kay Ash.Â
Mary adalah seorang pebisnis sukses di bidang kosmetika, pendiri Mary Kay Ash Cosmetic Inc. Namun, apakah benar kutipan tersebut berasal dari Mary Kay Ash?
Sebuah situs berlabel quoteinvestigator.com menyajikan hasil pelacakan tentang siapa yang kali pertama mengucapkan kata-kata tersebut. Fakta menunjukkan bahwa Nicholas Murray Butler (Presiden Columbia University) adalah orang pertama yang menyampaikan kutipan tersebut dalam sebuah pidato pada bulan Maret 1931.Â
Keterangan lengkap ada pada tautan berikut ini: https://quoteinvestigator.com/2018/07/05/make-happen/.
Sewaktu mengunjungi Frankfurt Book Fair beberapa tahun lalu, saya sempat membeli sebuah buku bekas di stan depan pintu masuk Messe (gedung pameran di Frankfurt). Buku itu bertajuk Talking Shop: Over 5.000 Business Quotes to Help You Thorough Your Working Day. Di dalam buku itu terdapat kumpulan kutipan dari berbagai tokoh kelas dunia yang dibagi ke dalam beberapa kata kunci dalam susunan alfabetis.Â
Hal yang sangat membantu yaitu ada informasi tambahan berikut: nama pencetus, tahun kelahiran dan kematian, jenama pencetus (jabatan atau sebutan), sumber kutipan (judul buku/artikel, media, dan tahun terbit). Kebanyakan buku kumpulan kutipan hanya mencantumkan tokoh yang mencetuskan kutipan tanpa keterangan apa pun.
Di buku ini saya menemukan satu kutipan dari Nicholas Murray Butler dan sebelas kutipan dari Mary Kay Ash--namun, tidak ada kutipan yang saya cari sebelumnya.
An expert is one who knows moer and more about less and less.--Nicholas Murray Butler (1862--1947) US academic. Speed (1901).
Kemungkinan Bukan Orang Pertama
Ada saja tokoh lain yang mengulang kutipan dari orang pertama karena ia terinspirasi. Namun, hal ini sering memunculkan kekhilafan dari media yang mengutip sehingga seolah-olah tokoh yang mengulang itu menjadi sumber pertama. Dalam kasus kutipan Butler, terdapat nama lain yang ditengarai juga mengucapkan kutipan yang sama dalam konteks lain. Mereka adalah Tommy Lasorda, John Newbern, dan Laurence J. Peter.
Tommy Lasorda diketahui memodifikasi kutipan tersebut dalam konteks bidang olahraga. Lasorda adalah manajer tim bisbol Los Angeles Dodgers. Ia menulis di sebuah koran seperti ini: Ada tiga jenis pemain baseball - mereka yang mewujudkannya, mereka yang menontonnya terjadi, dan mereka yang bertanya-tanya apa yang terjadi. Pemain kami adalah orang-orang yang mewujudkannya dan merekalah yang akan mewujudkannya lagi pada tahun 1979.
Ketika Lasorda tidak menyebut asal kutipannya, orang pasti menyangka dialah yang pertama menggunakan kutipan tersebut.Â
Berbeda lagi dengan John Newbern dan Laurence J. Peter yang memang menggunakan kutipan tersebut (di dalam buku mereka) persis dengan Butler tanpa keterangan siapa pencetusnya.Â
Majalah Forbes yang terbit tahun 1985 kembali merujuk kutipan asli tersebut kepada Nicholas Murray Butler. Kesimpulannya memang terjadi pengulangan kata-kata (kutipan) Butler tersebut oleh orang lain, tetapi fakta membuktikan bahwa Butlerlah orang pertama yang mencetuskannya.
Orang yang mengingat sebuah kutipan, tetapi lupa siapa pencetusnya atau tidak yakin benar, biasanya mengambil jalan pintas dengan tidak menyebut seolah-olah berasal dari anonim.Â
***
Kasus ini mengingatkan kita untuk berhati-hati menggunakan kutipan yang belum jelas benar sumbernya. Usahakan untuk menyelisik kutipan sebenarnya dan tidak terkecoh dengan sumber lain yang tidak akurat.Â
Ada juga lebih berbahaya ketika kutipan dijadikan bahan hoaks bagi para penyebarnya dengan mencantumkan nama tokoh tertentu pada kutipan yang sebenarnya bukan berasal dari tokoh tersebut. Pembaca yang tidak peduli akan menyebarkan kembali kutipan-kutipan tersebut dan meyakini sumbernya valid. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H