Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengapa Harus Nama Pena

27 November 2019   08:46 Diperbarui: 27 November 2019   09:01 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penggunaan nama pena atau nama samaran sudah menjadi kelaziman di dunia tulis-menulis. Nama pena biasa digunakan pengarang/penulis untuk menimbulkan kesan khas pada namanya agar mudah diingat orang. Nama samaran digunakan dengan alasan tertentu untuk menyembunyikan identitas.

Pengarang/Penulis diberi hak menggunakan nama pena atau nama samaran (pseudo name) di dalam karya ciptaannya untuk alasan-alasan tertentu. Hal tersebut dilindungi Undang-Undang Nomor 28/2014 tentang Hak Cipta yang dianggap sebagai bagian dari hak moral penulis/pengarang. Demikian pula pada Undang-Undang Nomor 3/2017 tentang Sistem Perbukuan ditegaskan lagi bolehnya menggunakan nama pena atau nama samaran.

Pada masa penjajahan dan perang kemerdekaan, banyak penulis Indonesia yang menggunakan nama samaran demi keamanan diri mereka yang menyebarkan tulisan propaganda nasionalisme. Pada masa kini penggunaan nama samaran pun lazim dilakukan dengan tujuan tertentu. Misalnya, pada beberapa ragam karya, pengarang/penulis menggunakan nama berbeda-beda seperti terjadi pada Yapi Panda Abdiel Tambayong alias Remy Sylado.

Ini beberapa maksud digunakannya nama pena atau nama samaran:

  1. menyamarkan identitas asli demi alasan keamanan akibat dari tulisannya;
  2. menciptakan sebutan yang unik;
  3. menyamarkan gender;
  4. mengklasifikasikan antara penulis dan karyanya (kasus beberapa nama pena);
  5. menciptakan merek diri untuk pasar.

Sebagai contoh, J.K. Rowling yang sudah sangat populer dengan karya-karya kelas dunianya  juga menggunakan nama samaran lain yaitu Robert Galbraith dalam karyanya berjudul The Cuckoo's Calling, The Silkworm, dan Career of Evil (versi bahasa Indonesia diterbitkan Gramedia Pustaka Utama). Rowling tentu punya alasan mengapa ia menggunakan nama samaran tersebut dengan nama laki-laki. 

Awalnya tidak ada yang tahu siapa sebenarnya Robert Galbraith. Namun, rahasia tersebut akhirnya bocor juga sehingga orang pun mafhum bahwa itu adalah karya Rowling.

Nama pena atau nama samaran yang digunakan seorang pengarang/penulis juga dapat lebih dari satu. Lihat saja penggunaan nama pena/nama samaran berikut ini. Beberapa dilakukan dengan cara menyingkat nama, tetapi beberapa yang lain benar-benar berbeda dari nama asli.

1. Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah)

2. N.H. Dini (Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin)

3. Pamusuk Eneste (Pamusuk Nasution)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun