Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Ghost Writer"

7 Juni 2019   10:52 Diperbarui: 8 Juni 2019   06:13 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kartun Ghost Writer/BrainlessTales.com

Film Ghost Writer besutan sutradara Bene Dion Rajagukguk yang diproduseri oleh Ernes Prakasa ini lagi happening. Tayangan bioskop bergenre horor komedi ini menjadi "plesetan" dari profesi ghost writer sebenarnya. 

Sebuah literatur lama yang saya baca mengistilahkan ghost writer ini di Indonesia dengan sebutan 'penulis siluman'.  Belakangan istilahnya dihaluskan dengan nama 'penulis bayangan'. Lalu, apa hubungan ghost writer dengan hantu?

Ghost Writer versi film Indonesia menyajikan kisah seorang penulis bernama Nala (Tatjana Saphira ) yang bekerja sama dengan hantu bernama Galih (Ge Pamungkas) untuk menghasilkan sebuah novel berbasis kisah hidup Galih yang tragis. 

Adalah Nala yang setelah pindah ke sebuah rumah gede menemukan buku catatan harian, milik seseorang yang sudah tiada. Buku itu membuka ide Nala yang mandek menyelesaikan novelnya. 

Buku itu milik Galih, yang telah meninggal karena bunuh diri. Arwahnya masih gentayangan di rumah itu. Ia dapat berinteraksi dengan Nala dan mengizinkan Nala membukukan kisah hidupnya di dalam diari itu dengan syarat tidak didramatisasi atau ditambah-tambahi.

Jadi, ini plot yang terbalik. Ghost-nya alias hantu yang malah menjadi narasumber, sedangkan Nala menuliskan kisah hidupnya. Dan ada hantu lain (adik Galih) yang tidak setuju kisah hidup itu dibukukan. Belum lagi Nala mendapatkan "godaan" penerbit agar cerita di dalam naskahnya didramatisasi sedemikian rupa.

Berbeda dengan film berjudul sama dari Hollywood besutan Roman Polanski. Ghost writer beneran yang diperankan oleh Ewan McGregor mendapat tawaran dari sebuah penerbit untuk menuliskan memoar Perdana Menteri Inggris, Adam Long (diperankan oleh Pierce Brosnan). 

The Ghost, sebutan untuk sang ghost writer, menerima tawaran yang disebutkan datang sekali seumur hidup itu. Alih-alih menuliskan memoar, the Ghost malah menemukan bukti-bukti rahasia gelap Adam Lang yang berhubungan dengan kematian perdana menteri sebelumnya. Kisah Ghost Writer versi Hollywood ini berakhir tragis dengan kematian the Ghost.

Poster film Ghost Writer/Summer Entertainment
Poster film Ghost Writer/Summer Entertainment

GW versi Bene Dion tentu mengandung humor yang membuat terpingkal-pingkal. Saya sendiri belum menonton, hanya baru melihat cuplikan iklannya di bioskop dan beberapa ulasan tentang film tersebut. 

Ya, GW yang dibintangi Tatjana Saphira ini betul-betul menghadirkan hantu sebagai fiksi. Adapun GW dalam dunia profesional penulisan adalah seorang manusia yang memang namanya dirahasikan oleh orang yang mengontraknya.

Saya pernah menuliskan tentang Ghost Writer ini juga di Kompasiana, begitu juga beberapa penulis lain yang melakoninya. GW menjadi profesi unik di dunia penulisan karena adanya kebutuhan seseorang atau lembaga untuk menuliskan sesuatu (umumnya buku) yang dikreditkan atas namanya. Nama GW tidak pernah disebut-sebut atau memang secara sepakat tidak diungkap---itu sebabnya ia disebut "hantu" di dalam dunia penulisan.

Namun, GW bukanlah penulis calo seperti penulis yang menyediakan jasa penulisan skripsi, tesis, dan disertasi untuk dijual kepada para mahasiswa yang kepepet tidak lulus. 

GW biasanya bekerja untuk buku-buku yang berhubungan dengan kisah hidup seseorang, seperti biografi, autobiografi, dan memoar. Tidak jarang juga GW diminta bantuan menuliskan buku tentang konsep pemikiran seseorang. Kehadiran GW membantu mereka yang memang tidak dapat menulis sama sekali karena alasan waktu atau alasan teknis.

Film yang mengisahkan kehidupan GW setidaknya memberi gambaran bagaimana GW bekerja. Adapun film Bene Dion ini memang untuk sekadar lucu-lucuan. Walaupun begitu, film Bene Dion ini mengandung pesan kekeluargaan yang kental, sekaligus juga menyentil sisi dunia penulisan dan penerbitan yang terkadang penuh sensasi demi mendramatisasi kisah hidup seseorang.

Namun, kalau novel sebagai fiksi sah-sah saja untuk didramatisasi, tetapi kalau bentuknya autobiografi atau memoar, tentu ada etika untuk tidak mendramatisasinya, keluar dari cerita sebenarnya. Tertarik menjadi ghost writer? Ghost writer beneran, bukan hantu.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun