Ya, GW yang dibintangi Tatjana Saphira ini betul-betul menghadirkan hantu sebagai fiksi. Adapun GW dalam dunia profesional penulisan adalah seorang manusia yang memang namanya dirahasikan oleh orang yang mengontraknya.
Saya pernah menuliskan tentang Ghost Writer ini juga di Kompasiana, begitu juga beberapa penulis lain yang melakoninya. GW menjadi profesi unik di dunia penulisan karena adanya kebutuhan seseorang atau lembaga untuk menuliskan sesuatu (umumnya buku) yang dikreditkan atas namanya. Nama GW tidak pernah disebut-sebut atau memang secara sepakat tidak diungkap---itu sebabnya ia disebut "hantu" di dalam dunia penulisan.
Namun, GW bukanlah penulis calo seperti penulis yang menyediakan jasa penulisan skripsi, tesis, dan disertasi untuk dijual kepada para mahasiswa yang kepepet tidak lulus.Â
GW biasanya bekerja untuk buku-buku yang berhubungan dengan kisah hidup seseorang, seperti biografi, autobiografi, dan memoar. Tidak jarang juga GW diminta bantuan menuliskan buku tentang konsep pemikiran seseorang. Kehadiran GW membantu mereka yang memang tidak dapat menulis sama sekali karena alasan waktu atau alasan teknis.
Film yang mengisahkan kehidupan GW setidaknya memberi gambaran bagaimana GW bekerja. Adapun film Bene Dion ini memang untuk sekadar lucu-lucuan. Walaupun begitu, film Bene Dion ini mengandung pesan kekeluargaan yang kental, sekaligus juga menyentil sisi dunia penulisan dan penerbitan yang terkadang penuh sensasi demi mendramatisasi kisah hidup seseorang.
Namun, kalau novel sebagai fiksi sah-sah saja untuk didramatisasi, tetapi kalau bentuknya autobiografi atau memoar, tentu ada etika untuk tidak mendramatisasinya, keluar dari cerita sebenarnya. Tertarik menjadi ghost writer? Ghost writer beneran, bukan hantu.[]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H