Meskipun sempat tepergok oleh Madaline dan istrinya, Christopher bergeming tetap kembali ke London untuk menghadiri rapat penting. Saat diminta presentasi, kertas-kertas kerjanya ternyata tertinggal di The Hundred Acre Wood karena ulah Tigger.
***
Akhir kisah Christopher Robin seperti dapat ditebak adalah happy ending. Ia membalikkan pola pikirnya, seperti juga ia menemukan gagasan bagaimana meningkatkan penjualan koper kulit di perusahaannya. Christopher memilih bahwa harga termahal impiannya adalah keluarga.
Filmnya sekali lagi, memang kurang menarik bagi anak-anak, tetapi dapat menyentuh bagi orangtua. Utamanya bagi bapak-bapak dan emak-emak yang sibuk dengan pekerjaannya dan rela menukar waktunya bersama keluarga dengan alasan impian.
 Salam madu, Winnie-the-Pooh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H