Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Daripada "Berantem" Mending "Berantam"

6 Agustus 2018   09:14 Diperbarui: 7 Agustus 2018   10:55 1624
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Irwan Rismawan/TribunNews

Yang ngajak siapa, yang berani siapa. Nah, di sini juga akan timbul perdebatan. Berani itu apakah berani melawan dan berkelahi atau berani menegakkan kebenaran? Sesuatu yang juga dapat ditafsirkan bermacam-macam. Hanya yang jelas konteksnya Jokowi tidak mengajak berkelahi, tetapi kalau ada yang mengajak, ya harus berani. Kalau takut, ya bakal kalah--lagi-lagi konteks persaingan politik menjelang pilpres. Itu saja sederhananya.

Apalagi, jika konteksnya dilarikan ke media sosial. Setiap hari mungkin saja ada yang selalu ngajak berantem. Berantem kata-kata minimal, lebih jauh berantem argumentasi. Bagi mereka yang "baper", berantem mudah sekali tersulut dan terwujud.

Ketika melihat siapa yang menyampaikan yaitu seorang presiden di hadapan para pendukungnya dalam suasana tidak formal maka tafsir juga harus logis. Apakah presiden memaklumkan perang untuk melawan bangsanya sendiri?

Alhasil, bahasa seseorang, apalagi tokoh terkenal sangat berpengaruh pada perasaan, baik perasaan yang memujanya, apalagi yang membencinya. Semua umumnya membawa perasaan, jarang sekali seturut pikiran. Karena itu, upaya memancing di air keruh tak pernah punah.

Jadi, daripada berantem soal 'berantem' mari kita 'berantam' menolong saudara-saudara kita, korban gempa di Lombok dan Bali. Diksi yang mereka perlukan dari kita kini adalah empati, simpati, peduli, dan aksi.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun