Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kala Sepak Bola Menjadi Magnet Baca-Tulis

17 Juni 2018   12:13 Diperbarui: 17 Juni 2018   17:39 2373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lampard ternyata juga seorang penulis buku anak. Ia menulis buku serial bertajuk Frankie's Magic Football. Di dalam buku ini Lampard berkisah tentang petualangan Frankie bersama teman-temannya dan anjing peliharaannya, Max. Ia mengatakan karakter-karakter di dalam bukunya dikembangkan dari watak teman-teman setimnya yang telah bersamanya bertahun-tahun (terutama di Chelsea). 

Salah satu seri buku anak karya Lampard (Sumber: Amazon)
Salah satu seri buku anak karya Lampard (Sumber: Amazon)
Buku Lampard ini diterbitkan oleh Little, Brown Books for Younger Readers. Keandalan Lampard dalam menulis dipuji banyak orang. Kariernya sebagai penulis buku anak pun diperhitungkan.

Lampard menulis buku tersebut di sela-sela waktunya di rumah dan dalam perjalanan untuk mengikuti turnamen sepak bola. Ide bukunya diperoleh dari bacaan dua orang anak perempuannya. Ia berpikir mengapa tidak menuliskan petualangan tentang sepak bola, sesuatu yang dekat dengan kehidupannya dan sesuatu yang sangat dicintainya.

Sepak Bola sebagai Magnet Membaca

Di Inggris, sepak bola telah dijadikan "magnet" untuk meningkatkan kegemaran membaca. Ketika sebuah hasil survei menengarai bahwa anak-anak lelaki lebih enggan membaca dibandingkan anak perempuan, National Literacy Trust---sebuah lembaga amal independen di bidang literasi--- mengadakan program bernama Premier League Reading Stars. Program ini melibatkan para pemain Liga Utama Inggris untuk membaca bersama anak-anak. Program dimulai sejak 2003 dan berhasil menarik minat anak-anak, terutama anak lelaki untuk mau membaca.

Tahun 2014 saat berlangsung Piala Dunia 2014 di Brasil, National Literacy Trust (NLT) mengadakan kompetisi 'reading selfie'. Anak-anak ditantang untuk menampilkan foto mereka bersama bacaannya yang terkait Piala Dunia 2014, baik dari surat kabar maupun buku.

Ide kompetisi ini berawal dari program bertajuk National Literacy Trust's Love Football: Love Reading 2014.  Program ini diwujudkan dengan penulisan cerita anak-anak oleh Tom Palmer. Cerita terdiri atas 24 bab yang disusun selama lima minggu saat berlangsungnya Piala Dunia. Setiap bab rata-rata panjangnya 700 kata, yang setara dengan ruang baca kelas lima hingga sepuluh menit.

Jadi, setiap hari anak-anak di sekolah menerima potongan-potongan cerita yang diedarkan sebelum pukul 8.00 pagi setiap hari kerja sepanjang turnamen berlangsung. Dengan demikian, dipastikan anak-anak sudah menerima cerita itu untuk dibaca siang hari.  

Gila! Keren betul program ini. Lampard sendiri menjadi salah satu pendukung program ini dan menyatakan sepak bola itu memang selalu menarik buat anak-anak. Jonathan Douglas, Direktur National Literacy Trust, menyebutkan bahwa pengalaman telah menunjukkan kepada mereka betapa sepak bola sangat membantu untuk menarik minat anak-anak membaca. 

***

Di Indonesia bagaimana? Ya, sepak bola tetap menarik, tetapi tentu saja tidak ada program-program literasi kreatif seperti di Inggris atau ada pesepak bolanya yang menulis buku anak. Tanya kenapa ....[]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun