Sebuah pertanyaan mampir ke kotak pesan saya dari seorang adik kelas semasa kuliah di Prodi D-3 Editing, Universitas Padjadjaran.
"Kang, ukuran seseorang disebut produktif menulis buku itu seberapa banyak, sih?"
Saya tidak langsung menjawabnya. Saya ingin mengambil contoh pada diri saya sendiri.
Tahun 1994 saya memulai aktivitas menulis buku yang langsung diterbitkan. Hingga 2018 paling tidak dalam hitungan saya, telah lebih dari 180 judul buku saya tulis. Jika dihitung berdasarkan tahun mulai menulis berarti saya sudah menulis buku selama 23 tahun. Jika 180 judul buku dibagi 23 tahun, lebih kurang saya menulis rata-rata 7 judul buku setiap tahun.
Memang ada tahun-tahun ketika saya sangat produktif menulis buku dan ada tahun-tahun saya sama sekali tidak menulis buku. Hingga saya sampai pada satu kesimpulan bahwa produktivitas memang tidak semata-mata dapat dihitung secara kuantitatif tanpa memandang aspek kualitatif proses menulis sebuah buku.Â
Ada buku yang memang ditulis bertahun-tahun dengan riset dan pengujian yang dilakukan penulisnya. Lantas buku itu menjadi buku yang berpengaruh dan best seller. Tentu saja wajar dengan daya upaya penulisnya yang demikian.Â
Demikian pula dari 180 lebih buku yang sudah saya tulis dan terbitkan, tidak semuanya memiliki pengaruh yang kuat kepada pembaca atau laku untuk dijual. Namun, sebagai sebuah karya, buku telah dihasilkan dan dihitung sebagai sebuah pencapaian.
Jadi, menjawab pertanyaan adik kelas tadi saya mengatakan bahwa ketika seorang penulis sudah menghasilkan dua judul buku setiap tahun, itu sudah termasuk produktif. Bahkan, jika ia menghasilkan satu judul buku saja setiap tahun, itu sudah sebuah pencapaian yang patut diapresiasi.Â
Bukan Seberapa Cepat dan Seberapa Banyak
Suatu saat seorang penulis membanggakan kecepatannya dalam menghasilkan buku-buku di lini masa FB miliknya. Saya mengontaknya via chat dan mengatakan sebaiknya ia tidak perlu membanggakan soal kecepatan itu karena kecepatan tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas. Buku yang ditulis hanya dalam hitungan hari patut dipertanyakan dulu itu buku apa?
Ia memiliki banyak pengikut. Pengikutnya akan mengamini bahwa menulis buku dengan sangat cepat itu sangatlah hebat. Padahal, belum tentu, apalagi untuk buku-buku yang memang memerlukan riset dalam penulisannya, bukan sekadar comot sana comot sini atau sekadar menggunakan hasil perenungan dan pemikiran yang pendek.Â