Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Tentang Produktif Menulis Buku

3 Maret 2018   07:44 Diperbarui: 3 Maret 2018   11:12 1560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah pertanyaan mampir ke kotak pesan saya dari seorang adik kelas semasa kuliah di Prodi D-3 Editing, Universitas Padjadjaran.

"Kang, ukuran seseorang disebut produktif menulis buku itu seberapa banyak, sih?"

Saya tidak langsung menjawabnya. Saya ingin mengambil contoh pada diri saya sendiri.

Tahun 1994 saya memulai aktivitas menulis buku yang langsung diterbitkan. Hingga 2018 paling tidak dalam hitungan saya, telah lebih dari 180 judul buku saya tulis. Jika dihitung berdasarkan tahun mulai menulis berarti saya sudah menulis buku selama 23 tahun. Jika 180 judul buku dibagi 23 tahun, lebih kurang saya menulis rata-rata 7 judul buku setiap tahun.

Memang ada tahun-tahun ketika saya sangat produktif menulis buku dan ada tahun-tahun saya sama sekali tidak menulis buku. Hingga saya sampai pada satu kesimpulan bahwa produktivitas memang tidak semata-mata dapat dihitung secara kuantitatif tanpa memandang aspek kualitatif proses menulis sebuah buku. 

Ada buku yang memang ditulis bertahun-tahun dengan riset dan pengujian yang dilakukan penulisnya. Lantas buku itu menjadi buku yang berpengaruh dan best seller. Tentu saja wajar dengan daya upaya penulisnya yang demikian. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Ada juga buku yang ditulis hanya seminggu dan dibanggakan penulisnya sebagai karya tercepat yang ia hasilkan. Namun, buku itu tidak berpengaruh, tidak laku, dan  memang tidak memberikan makna apa pun bagi pembaca.  

Demikian pula dari 180 lebih buku yang sudah saya tulis dan terbitkan, tidak semuanya memiliki pengaruh yang kuat kepada pembaca atau laku untuk dijual. Namun, sebagai sebuah karya, buku telah dihasilkan dan dihitung sebagai sebuah pencapaian.

Jadi, menjawab pertanyaan adik kelas tadi saya mengatakan bahwa ketika seorang penulis sudah menghasilkan dua judul buku setiap tahun, itu sudah termasuk produktif. Bahkan, jika ia menghasilkan satu judul buku saja setiap tahun, itu sudah sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. 

Bukan Seberapa Cepat dan Seberapa Banyak

Suatu saat seorang penulis membanggakan kecepatannya dalam menghasilkan buku-buku di lini masa FB miliknya. Saya mengontaknya via chat dan mengatakan sebaiknya ia tidak perlu membanggakan soal kecepatan itu karena kecepatan tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas. Buku yang ditulis hanya dalam hitungan hari patut dipertanyakan dulu itu buku apa?

Ia memiliki banyak pengikut. Pengikutnya akan mengamini bahwa menulis buku dengan sangat cepat itu sangatlah hebat. Padahal, belum tentu, apalagi untuk buku-buku yang memang memerlukan riset dalam penulisannya, bukan sekadar comot sana comot sini atau sekadar menggunakan hasil perenungan dan pemikiran yang pendek. 

Demikian juga dengan ukuran kuantitas seberapa banyak tulisan atau halaman-halaman dihasilkan juga bukan jaminan buku itu berkualitas. Ada buku yang tebalnya hanya 36 halaman, tetapi mampu mengubah hidup banyak orang. Ada buku yang tebalnya lebih dari 200 halaman, tetapi tidak memberikan gagasan apa pun untuk perbaikan hidup seseorang. 

Buku yang Baik

Buku yang baik menurut saya adalah buku yang memiliki daya gugah, daya ubah,dan daya pikat.  Apa maksudnya?

Buku mengandung daya gugah artinya isi buku mendorong pembaca untuk terus membaca dan menyelesaikan bacaannya. Boleh disebut juga buku yang mendorong minat baca seseorang.  Daya gugah terdapat pada tema, topik, judul, dan penyajian buku.

Buku mengandung daya ubah artinya isi buku itu dapat menginspirasi  pikiran dan perasaan pembaca untuk berubah lebih baik pada masa kini dan masa yang akan datang. Daya ubah ditunjukkan dari materi buku yang  mampu dipercaya oleh pembaca, sekaligus memengaruhinya.

Buku mengandung daya pikat artinya menarik dari segi perwajahan yaitu  mencakup format, fungsi, dan fitur sehingga mengandung nilai estetis  dan kebermanfaatan bagi pembaca. Hal ini terkait dengan konteks atau  kemasan buku sehingga memikat orang untuk membaca, bahkan memilikinya.

Daya itu yang membuat penulis buku menjadi sangat istimewa di mata para pembacanya. Apalagi, jika isi buku sampai pada tahap mengubah pembacanya sehingga testimoni yang diungkapkan benar-benar tulus dan jujur--bukan sekadar iklan.

***

Jika ingin disebut produktif, seorang penulis harus membuat perencanaan sama dengan memulai sebuah bisnis. Bidang kepakaran, kebiasaan, dan gaya penulisan yang diterapkan seorang penulis ibarat model bisnis yang siap ia kembangkan. Ia dapat menciptakan bank ide/gagasan untuk menampung berbagai gagasan yang siap dituliskan.

Selain perencanaan yang matang, seorang penulis juga harus memperhitungkan momentum peluncuran bukunya dan target pembaca sasaran yang hendak ia tuju. Dengan demikian, ia sudah dapat menetapkan tenggat (deadline) penulisan buku.

Itu resep untuk menjadi produktif menulis buku. Jadi, bukan berdasarkan spontanitas yang tidak direncanakan. Nah, itu yang dulu saya lakukan ketika memimpin sebuah lembaga jasa penerbitan (publishing service). Sepanjang 2008-2012, tim saya sudah menghasilkan lebih dari 400 judul buku untuk berbagai penerbit dengan berbagai bidang dan topik.[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun