Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengenang 'Peninggalan-peninggalan' Anies Baswedan

27 Juli 2016   17:41 Diperbarui: 27 Juli 2016   22:19 11638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: edukasi.kompas.com

Terima kasih Pak Anies. Mungkin ucapan itu kali pertama yang terlontar dari saya menanggapi kabar berhentinya beliau sebagai Mendikbud. TIdak ada lagi sapaan Mas Menteri seperti yang diinginkannya. Apa yang tertinggal sebagai hal yang melekat pada pribadinya adalah senyuman hangat dan pemikiran progresifnya tentang dunia pendidikan. 

Semua kaget akan keputusan Presiden yang mengganti Anies karena sebelumnya Kemendikbud dianggap salah satu yang berkinerja baik. Banyak terobosan yang telah dilakukan Anies, termasuk juga mengendalikan iklim pendidikan nasional yang sempat berganti musim kurikulum (K13) di tengah ketidaksiapan banyak sekolah dan para guru. Keputusan terbesarnya adalah menunda pemberlakuan K13. Efek K13 tampaknya masih bermasalah tahun ini karena revisinya baru selesai saat injury time tahun ajaran baru 2016. Di sisi lain, Kemendikbud malah menyiapkan buku K13 terbitan pemerintah dengan versi K13 yang lama. (Baca)

Entah apa dosa Anies.... Apakah seperti yang ditengarai seorang komentator di TV One bahwa Anies memiliki loyalitas ganda karena tidak sepenuhnya tunduk pada Jokowi? Kedua, Anies juga masih memiliki agenda untuk maju pada Pilpres 2019. Wallahu'alam bis shawab. Hanya Allah yang tahu. 

Namun, jika menyimak rapat paripurna perdana Presiden Jokowi dan seluruh menteri, termasuk jajaran yang baru, terungkap penegasan Jokowi bahwa para menteri tidak boleh memiliki visi dan misi sendiri--yang berlaku adalah visi dan misi presiden dan wapres. Begitu pula Mendagri Tjahjo Kumolo saat dimintai tanggapannya tentang reshuffle itu mengungkapkan juga para menteri tidak boleh memiliki agenda sendiri.

"Jangan sampai ada hal yang menyangkut rakyat banyak langsung dikeluarkan Permen dan surat edaran. Minimal di rapat terbatas," ungkap Jokowi.

Benar atau tidak, Menteri Anies termasuk yang banyak mengeluarkan Permen. Saat menulis artikel ini saya coba mengakses situs Kemendikbud, namun tidak terhubung. Tampaknya situs sedang dinonaktifkan karena pergantian pimpinan yang mendadak ini.

Perjumpaan perdana penulis dengan Anies Baswedan di ruang kerjanya 2015 (Foto: Dok. Pribadi)
Perjumpaan perdana penulis dengan Anies Baswedan di ruang kerjanya 2015 (Foto: Dok. Pribadi)
Anies seperti yang pernah diungkapkannya dalam perbincangan adalah orang gerakan. Ia besar dari gerakan Indonesia Mengajar. Meskipun ia juga seorang mantan rektor sama halnya dengan Prof. Muhadjir Effendi penggantinya, Anies cenderung membuat gebrakan-gebrakan ala gerakan. Contohnya, yang terbaru pada awal tahun 2016 adalah dicanangkannya Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Nama 'gerakan' adalah ide Anies. GLS termasuk menjadi peninggalan bersejarah bagi Anies meskipun belum secara massif dilaksanakan.

Akhir tahun 2015, tanpa banyak yang tahu, Anies mengeluarkan Permendikbud No. 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Permendiknas 46/2009 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Anies menjadi orang yang mengubah PUEYD menjadi PUEBI setelah digunakan sejak masa pemerintahan Presiden Soeharto. PUEBI adalah sebuah terobosan pedoman kebahasaan karena lebih lengkap, lebih sederhana, dan lebih mudah digunakan siapa pun.

Gerakan Membaca 15 Menit sebelum pemelajaran dimulai di seluruh sekolah-sekolah di Indonesia juga menjadi peninggalan Anies yang berbekas. Anies kemudian mencanangkan Gerakan Literasi Sekolah yang menjadi lanjutan Permen tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Anies termasuk pelopor Gerakan Indonesia Menyala yang memberi akses buku-buku ke daerah-daerah terpencil di Indonesia. Ia adalah seorang pembaca yang rakus. Karena itu, tidak mengherankan ia sangat pro terhadap dunia buku dan juga dunia tulis-menulis.

Peninggalan Anies yang juga sangat bersejarah secara internasional adalah dukungannya terhadap penyelenggaraan Frankfurt Book Fair 2015 ketika Indonesia menjadi Guest of Honour. Itulah untuk kali pertama dalam sejarah FBF (pameran buku paling tua dan terbesar di dunia), Indonesia menjadi tamu kehormatan. Anies memaklumkan dibentuknya komite untuk menangani persiapan Indonesia yang kala itu hanya tersisa setahun lebih. FBF 2015 sukses dengan segala kekurangannya dan dinyatakan oleh manajemen FBF sebagai Guest of Honour terbaik dan tersukses selama beberapa tahun terakhir. Karya literasi Indonesia mampu mencuri perhatian dunia.

Saat Rakernas Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) Desember 2015, Menteri Anies hadir pada malam hari dan menyampaikan visi Kemendikbud untuk Membangun Insan dengan menciptakan ekosistem pendidikan yang ideal. Ia menganggap INFORMASI adalah oksigen bagi ekosistem. Karena itu, para penerbit buku adalah salah satu pohon penyedia oksigen itu. Memang hadirnya Anies membuka harapan baru bagi kalangan penerbit yang selama dua  menteri sebelumnya tidak diberi peran lagi. Dunia buku, khususnya Ikapi, tak banyak lagi dilibatkan dalam urusan perbukuan pada masa pemerintahan SBY. Politik perbukuan yang dimainkan akhirnya menuai masalah hingga kini yaitu pemerintah membuat buku sendiri dan buku itu tidak terpakai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun