Bertahan dari gempuran-gempuran informasi bak air bah yang sulit kadang difilter lagi maka seseorang harus menulis untuk menjaga "kewarasan"-nya dengan menata kalimat dan menggunakan sumber-sumber tepercaya. Semua orang kini dapat menulis, tetapi memang tidak semua orang benar-benar mampu menulis.
Joe Vitalae, yang dikenal sebagai Bapak Pemasaran Hipnosis, telah menulis buku bertajuk Hypnotic Writing. Ternyata tulisan menurutnya memang mengandung kekuatan menghipnosis.Â
Vitalae mengungkapkan rumusan Janji-Bukti-Harga sebagai teknik menghasilkan tulisan yang menghipnosis dengan memberikan motivasi positif terlebih dulu. Umumnya hypnotic writing memang dipraktikkan dalam tulisan iklan (copy writing). Namun, dalam konteks kini demi mengusung informasi dan berebut perhatian, resep hypnotic writing juga dapat digunakan untuk tulisan apa pun di media sosial.Â
Vitalae mendefinisikan hypnotic writing sebagai tulisan yang dengan sengaja menggunakan kata-kata untuk memandu orang ke keadaan mental yang terfokus di mana mereka cenderung membeli produk atau jasa Anda.Â
Jadi, memang ini tulisan berbau iklan, tetapi saya memandangnya lebih luas bahwa sebuah ide yang hendak digelontorkan oleh seorang penulis juga sebuah produk yang harus diiklankan. Contohnya, ide-ide untuk menyanjung atau membenci seseorang adalah sebuah iklan dan itu menggunakan hypnotic writing jika memang ingin berhasil.
Hypnotic writing adalah tulisan yang sulit ditolak. Tulisan yang memaku mata Anda ke halaman buku. Tulisan yang begitu jelas dan singkat serta efektif sampai-sampai Anda tak bisa tidak membacanya .... Demikian tulis Vitalae pada bukunya. Media-media daring yang berebut perhatian kini atau lebih tepatnya berebut rating menggunakan kata Terkuak, Terbukti, Terbongkar, Tersingkap, dan yang sejenisnya.Â
Kata-kata itu adalah kekuatan yang mendorong munculnya emosi, baik itu emosi positif maupun emosi negatif. Itu mengapa mungkin Anda senang dengan quote-quote para moitivator karena menggunakan kata-kata atau frasa yang menyenangkan atau sebaliknya, lama-lama Anda muak juga karena terlalu sering dijejali kata-kata yang tampak manis tidak sesuai dengan kenyataan.
Penulis adalah dalang terhadap kata, frasa, kalimat, hingga paragraf yang dibuatnya. Jika ia berhasil, ia dapat menaruh roh pada tulisan itu sehingga membuatnya dapat berjalan, berbicara, dan bernapas.Â
Wah, ungkapan mistis apalagi ini? Bukan mistis karena Anda tahu sebuah tulisan dapat begitu digdaya mengubah hidup seseorang atau menggerakkan ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang untuk bertindak. Karena itu, insting penulis boleh jadi berbahaya dan beberapa karyanya akhirnya dilarang untuk dipublikasikan atau diedarkan.Â
Dari sini Anda dan saya dapat belajar bahwa tulisan adalah sebuah alat atau wahana yang makin banyak penggunanya. Ibaratnya dulu penulis adalah sopir bus yang hanya dia dapat mengemudikan bus, kini semua penumpangnya juga dapat menggantikan si sopir bus.Â
Bedanya sopir bus yang asli lebih tahu seluk beluk jalan dan mampu mengukur kecepatan serta jarak ketika berbelok tikungan tajam, sedangkan penumpang bus hanya dapat mengemudikan tanpa mengetahui lebih banyak lagi sehingga ada risiko kecelakaan fatal. Artinya, sang sopir bus adalah penulis yang memiliki insting lebih tajam soal menulis, termasuk mengenali tulisan.Â