Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan Puisi: Rencana Merinci SEDIKIT BANYAK. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ========================================== Puji Tuhan atas IDE yang Engkau alirkan DERAS ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Malaikat Subuh

4 Juli 2024   01:00 Diperbarui: 4 Juli 2024   01:01 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelebat Cerpen | Malaikat Subuh

 

Mbah Soleh ikut senang melihat perubahan warung kopi Pak Dul. Perubahannya lumayan banyak. Ada penambahan lampu warna-warni sebagai daya tarik di malam hari sehingga berkurang kesan angker kuburan yang terletak persis bersebelahan dengan warung kopi Pak Dul tersebut.

Wifi juga ada yang sebelumnya tidak ada, pengaruhnya langsung pada banyak tamu anak muda yang betah begadang di warung kopi Pak Dul. Dan yang paling menarik adalah pada perubahan perilaku Pak Dul setelah dia pegang hape baru. Pesanan mie rebus atau mie kuah dan mie goreng melalui pesan yang masuk ke hapenya Pak Dul jadi banyak, terutama dari penghuni rumah kos sekitar warung yang menyebabkan Pak Dul sibuk sekali. Tidak seperti sebelumnya, Pak Dul banyak menganggurnya dan sering duduk terkantuk-kantuk.

Pengetahuan dan wawasan Pak Dul juga bertambah melalui hape yang dipegangnya tersebut. Selain itu, sering dia tiba-tiba tertawa ngakak sendiri, tak jarang dia juga terbawa emosi setelah serius mencermati konten-konten di hapenya.

"Alhamdulillah warungnya Pak Dul jadi ramai laris, hehehehe" kata Mbah Soleh kepada Pak Dul yang sedang asyik menunduk sibuk dengan hapenya.

"Alhamdulillah Mbah", jawaban Pak Dul sambil tetap memperhatikan hapenya.

Gerakan menunduk pada hape yang ditaruh di meja warung juga tidak hanya dilakukan oleh Pak Dul, tapi hampir semua tamu yang sedang ngopi di warung Pak Dul juga demikian, kecuali Mbah Soleh karena Mbah Soleh tak membawa hape. Mbah Soleh lebih menggantungkan pada petunjuk yang muncul dari dalam hatinya.

Setelah menghabiskan beberapa cangkir kopi, biasanya Mbah Soleh pamit pergi. Tentu setelah membayar kopi. Tapi kali ini ada yang istimewa, Mbah Soleh memberikan kepada Pak Dul satu botol parfum bertuliskan "Malaikat Subuh".

"Ini uang kopi dan yang ini parfum khusus buat Pak Dul, hehehehe"

" Ya Mbah, taruh disitu nanti saya ambil," Pak Dul menjawab dengan tetap meneruskan kesibukannya bermain hape.

Pak Dul tidak tahu kalau ada pemberian yang sangat istimewa dari Mbah Soleh yaitu satu botol parfum yang bertuliskan "Malaikat Subuh". Bahkan ucapan assalamualaikum yang agak keras karena diucapkan dengan penuh semangat oleh Mbah Soleh tak dibalasnya. Sepertinya karena tak terdengar oleh Pak Dul yang sedang larut menikmati permainan bersama hapenya.

(malaikat subuh, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana tentang cerpen yang berjudul Malaikat Subuh. Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun