Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Ada Apa di Puncak Bukit

29 April 2024   14:00 Diperbarui: 29 April 2024   14:08 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelebat Cerpen | Ada Apa di Puncak Bukit

"Mbang, sekarang kamu kalau sabtu dan minggu kok menghilang....kalau aku boleh tahu ke mana saja, Mbang?" Pertanyaan dari teman akrab Mas Bambang penasaran.

"Ke Bukit, Wan" Jawaban Mas Bambang secara singkat pada teman akrabnya yang bernama Ridwan.

"Ada apa di sana, Mbang?" Ridwan penasaran.

"Ada ketinggian dan kesunyian, Wan"

"Wauw...puitis sekali jawabanmu, Mbang...apakah hanya itu?" Ridwan mencoba mengorek lebih dalam jawaban puitis Mas Bambang.

"Tentu tidak hanya itu, Wan"

"Lalu apakah itu, Mbang? kalau aku boleh tahu" Ridwan semakin penasaran.

"Ada orang di puncak bukit itu yang ilmunya tinggi tapi rendah hati, Wan"

"Wah pasti siippp ini!...mbokyao aku diajak, Mbang?" Ridwan sangat tertarik dan mengharapkan agar Mas Bambang mau mengajaknya.

"Monggo saja, Wan...kapanpun kamu boleh ikut" Jawaban Mas Bambang kepada Ridwan atas keinginan Ridwan untuk ikut ke Puncak Bukit.

"Terima kasih, Mbang...Insya Allah minggu depan aku ikut"

Sebenarnya tidak hanya Ridwan saja yang penasaran terhadap perilaku Mas Bambang ini. Hanya saja mereka tak berani bertanya langsung seperti Ridwan. Mereka hanya rasan-rasan saja atau membicarakan secara sembunyi-sembunyi di antara sesama mereka. Malah ada di antara mereka ada yang menyebut bahwa Mas Bambang sudah aneh akibat ketularan Wong Aneh. Ada juga yang mencoba mengkaitkan dengan putus cintanya Mas Bambang dengan Gadis Pekalongan yang sangat dicintainya. Entah dari mana mereka mengetahui informasi itu. Sepertinya di jaman digital ini informasi tertentu mudah dilacak dan ditelusuri secara berantai, baik dari mulut ke mulut maupun dari jaringan IoT.

(ada apa di puncak bukit, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Ada Apa di Puncak Bukit. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun