Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Bertemunya Dua Orang Hebat (2)

20 April 2024   04:41 Diperbarui: 20 April 2024   05:20 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelebat Cerpen - Bertemunya Dua Orang Hebat (2)

Ke Bungurasih saya naik Bus Listrik Trans Semanggi Surabaya, turun dekat Ramayana kemudian jalan kaki masuk ke terminal. Sedang berjalan kaki tiba-tiba ada bunyi suara klakson di belakang saya. Saya mengalah ke pinggir ternyata masih diklakson lagi. Saya lari setengah melompat makin ke pinggir.......eh masih juga diklakson lagi kemudian saya menoleh ke belakang, terlihat ada kaca  jendela mobil yang perlahan dibuka dan ternyata Mbah Soleh yang mengendarai mobil tersebut. Mobil besar warna hitam.  Beliau memberikan tanda agar saya mendekat dan masuk ke mobilnya. Lagi-lagi saya dibuat heran dengan penampilannya yang aneh, nyentrik, dan nyeni. Mbah Soleh dengan rambut gondrong yang sudah putih semua, duduk dengan gagahnya di belakang kemudi mobil mewah keluaran terbaru. Saya langsung membayangkan tentang bisnis jualan parfum milik Mbah Soleh yang tersebar di tiga kota, Gresik, Sidoarjo, Pasuruan pasti untungnya gede sekali.  Kalau untungnya tidak gede sekali mana mungkin Mbah Soleh bisa memiliki mobil mewah seperti ini.

"Lagi membayangkan tentang bisnis jualan parfum milik Mbah ya?....hehehe"

"Ya, Mbah" Saya menjawab dengan setengah terkejut karena Mbah Soleh ternyata sudah membaca bayangan dari pikiran saya.

Keluar dari Bungurasih, masuk tol Surabaya-Kertosono, mobil dipacu dengan sangat kencang mendahului kendaraan lain yang ada di depannya. Mbah Soleh sangat lincah mengendarai mobilnya. Hanya satu jam saja Surabaya-Kertosono ditempuhnya.

"Kita berhenti ngopi dulu ya Mas Bambang?....hehehe"

"Ya, Mbah"

Mobil di parkir, kami berdua masuk ke warung kopi.

"Monggo Mbah, sibuk ya Mbah? sudah lama tidak mampir ke sini"

"Iya....hehehe"

"Ketan srundengnya masih anget, Mbah .......monggo mumpung belum habis"

Ternyata pemilik warung kopi ini sudah kenal baik dengan Mbah Soleh, terbukti sudah tahu camilan kesukaan Mbah Soleh yaitu Ketan Srundeng.

Mbah Soleh memperkenalkan saya dengan pemilik warung kemudian memesankan untuk dibuatkan kopi jagung dua gelas dan ketan dua tatakan.

Setelah ngopi dan ngetan, perjalanan dilanjutkan lagi melewati Kediri, Tulungagung, dan Trenggalek.

Rencananya meskipun hari sudah gelap, kami tetap akan naik ke puncak bukit pegat. Bukit yang di puncaknya menyerupai dataran (plateau). Disebut pegat karena seperti terputus dari cungkup kerucut di atasnya. Perlengkapan baterei (powerbank berkapasitas besar) dan lampu LED sudah dipersiapkan secara lengkap untuk menerangi jalan setapak menuju puncak.

Garam, beras, dan minyak tanah juga sudah dipersiapkan untuk diberikan kepada Mbah Ramal. Semakin banyak persediaan garam, beras, dan minyak tanah, akan semakin lama Mbah Ramal tinggal di puncak bukit, karena tidak harus sering-sering turun bukit untuk membeli tiga barang yang dibutuhkan tersebut.

Sebelum naik, Mbah Soleh mengajak saya untuk berdoa bersama-sama.

(bertemunya dua orang hebat (2), 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Bertemunya Dua Orang Hebat (2). Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun