Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekelebat Cerpen: Melaporkan Indah

7 April 2024   08:00 Diperbarui: 7 April 2024   08:03 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelebat Cerpen | Melaporkan Indah

Mas Bambang sedang menimbang-nimbang waktu yang tepat buat melaporkan Indah (bahasa jawanya, wadul) kepada Ibu dan Mbak Della di Pasuruan. Dalam pertimbangan tersebut, Mas Bambang dihadapkan dua pilihan yaitu apakah melalui telpon saja, ataukah datang langsung ke Pasuruan.

Sementara di sisi lain, sekarang ini perusahaan tempatnya bekerja lagi sibuk-sibuknya melakukan penetrasi pasar dan sekaligus ekspansi pasar guna pencapaian pangsa pasar yang harus mencapai target 25% lebih tinggi dari target pada tahun sebelumnya. Semua sumber daya perusahaan dikerahkan untuk mencapai target tahun sekarang.

Di sisi satunya lagi, urusan cinta yang kandas ini juga sangat penting untuk dikomunikasikan dengan keluarganya di Pasuruan.

Dari dua pilihan cara tersebut, akhirnya Mas Bambang memilih cara menelepon, tetapi dirinya juga sudah siap jika sewaktu-waktu diminta untuk datang langsung ke Pasuruan.

"Assalamuailikum, Mbak Della?"

"Wa alaikumsalam, Ono opo (ada apa), Dik Bambang?"

"Indah akhirnya kembali rujuk ke suaminya, Mbak"

"Loh!..loh!..loh!, sik..sik..sik (sebentar...sebentar...sebentar), ceritakan dulu bagaimana awal kejadiannya, Dik,  biar Mbakmu ini gak bingung"

Sesuai permintaan Mbak Della tersebut, kemudian Mas Bambang menceritakan semua yang Indah ceritakan ke dirinya tentang rujuknya Indah dengan Mas Toni. Di akhir ceritanya, Mas Bambang menyampaikan titipan pesan dari Indah tentang permohonan maaf Indah kepada Ibu Pasuruan dan Mbak Della.

"Nah, kalau begitu jadi jelas sekarang, Dik"

"Jelas bagaimana, Mbak?"

"Jelas tidak ada yang salah, Dik"

"Kok bisa, Mbak?"

"Ya ini menurut pendapat Mbak.  Pertama, rasa kasihan Indah kepada kedua orang tua Mas Toni perlu diacungi jempol,  karena menolong orang dari keputus-asaan itu mulia sekali, keputus-asaan akibat putusnya keturunan karena Mas Toni tak akan menikah sampai mati kalau tidak dengan Indah. Ini artinya mereka tak bakal bisa menimang cucu yang dinanti-nantikannya...paham gak Dik Bambang?"

"Ya, paham, Mbak"

"Kedua, tentang kepercayaan Indah terhadap pesan Ibunya yang dilewatkan dalam mimpi, juga perlu kita maklumi dan hormati. Bukankah Ibunya Indah meninggal karena saking sedihnya akibat retaknya hubungan besanan antar kedua keluarga besar? Hikmah dari rujuknya Indah tersebut adalah tersambungnya kembali hubungan kekeluargaan antar mereka....paham ya Dik Bambang?"

"Ya, Mbak Della, saya paham"

"Ketiga, Mas Toni tidak salah selama nanti di dalam rumah tangganya tidak melakukan KDRT lagi"

"Lha, terus tentang Ibu, apakah saya harus ngasih tahu juga, Mbak?"

"Nggak usah Dik... biar, Mbakmu ini saja nanti yang akan ngasih tahu Ibu, Dik"

"Betul ya Mbak Della, kalau saya nggak harus ngasih tahu langsung ke Ibu?"

"Ya, betul, Dik,  karena Ibu sudah mempercayakan segala urusan Dik Bambang  ke Mbak"

"Terima kasih ya Mbak Della, saya tutup telponnya ya Mbak?"

"Sik...sik...sik, mumpung Mbakmu ini ingat, Dik"

"Ya, Mbak"

"Gini, Dik Bambang, saran Mbak,  kamu sebaiknya segera putuskan untuk bekerja di Surabaya saja, kasihan Ibu sudah tua dan sering kangen sama anak bungsunya"

"Kenapa nggak sekalian nyarankan saya kerja di Pasuruan, Mbak?"

"Ya nggak dong, Dik...gini gini Mbakmu tahu pekerjaan yang layak dan sesuai dengan keinginanmu itu adanya di Surabaya. Lagian Surabaya-Pasuruan hanya dalam waktu  kira-kira 1 jam via Toll sudah sampai. Lain dengan Bandung-Pasuruan.....betul nggak Dik?."

"Ya, betul, Mbak"

"Nanti kamu untuk sementara ikut mbantu kerja Om atau Pak Lik yang di Surabaya. Bolak-balik Pak Likmu minta ke Ibu (kakak kandungnya Pak Lik) agar Dik Bambang kerja di Perusahaan miliknya saja katanya."

"Wah alhamdulillah mbak kalau begitu"

"Jika waktumu masih ada, kamu juga bisa melamar jadi Dosen di Perguruan Tinggi yang ada di Surabaya, katanya. Kerja konsultan dan kerja sebagai Dosen, Mbak kira bisa sangat sinergis ya Dik...betul, nggak, Dik?"

"Betul sekali, Mbak"

"Ok, pertimbangkan sing tenan yo, Dik...saran dari Mbakmu ini?"

"Ya, Mbak."

"Wis yo (sudah ya), Dik Bambang...Assalamualaikum"

"Wa alaikumsalam, Mbak Della"

Saran Mbak Della tersebut telah memberikan jalan keluar bagi Mas Bambang. Jalan keluar dari kemelut cintanya dengan Indah.   Dan, sekarang Mas Bambang sudah mantab dan yakin dengan keputusannya. Keputusan bahwa dirinya harus segera meninggalkan kenangan indahnya di Bandung karena akan menempuh peta jalan hidupnya yang baru di Surabaya.

(melaporkan indah, 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Melaporkan Indah. Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun