Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Kepatihan Rawa (3)

15 Februari 2024   12:55 Diperbarui: 15 Februari 2024   12:56 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekelebat Cerpen | Kepatihan Rawa (3)

Alam kehidupan di Kepatihan Rawa sama sekali tak bersinggungan dengan alam kehidupan manusia. Tapi memiliki ruang hidup yang mirip dengan alam kehidupan manusia. Ada ruang hidup di darat, di air, dan di udara.

Umur hidupnya pun tak sama dengan umur hidup manusia. Mereka memiliki rata-rata umur hidup hanya dalam hitungan bulan. Yang paling singkat 1 bulan untuk makhluk Yamuk yang hidupnya di udara, sedangkan yang paling lama 6 bulan untuk makhluk Yamuk yang hidupnya bisa di tiga ruang hidup, di darat, air, dan udara.

Saat ini di Rawamas sedang berlangsung rapat akbar yang dipimpin langsung Patih Yamuk. Meskipun periode kepemimpinannya hanya 5 hari setelah itu berganti, bagi mereka 5 hari itu sudah lebih dari cukup dan lama.  

Rapat akbar dihadiri oleh 7 Suku Yamuk. Suku Yamuk Darat, Suku Yamuk Air, Suku Yamuk Udara, Suku Yamuk Darat Air, Suku Yamuk Darat Udara, Suku Yamuk Udara Air, dan Suku Yamuk Darat Udara Air.

Di dalam rapat akbar ini Patih Yamuk sebagai pemimpin tertinggi bangsa Yamuk akan meminta persetujuan dari seluruh Kepala Suku Yamuk yang mewakili masing-masing anggota sukunya. Persetujuan terhadap usulan Patih Yamuk yang berkaitan dengan Pembauran antar Suku Yamuk guna meningkatkan rata-rata umur hidup makhluk Yamuk.

Sebagai misal pembauran Suku Yamuk Darat yang memiliki rata-rata umur hidup 3 bulan dengan Suku Yamuk Air yang memiliki rata-rata umur hidup 2 bulan, dapat menghasilkan keturunan yang memiliki rata-rata umur hidup seperti Suku Yamuk Darat Air dengan rata-rata umur hidup 5 bulan. Demikian pula untuk pembauran suku-suku Yamuk yang lainnya. Bertambah ruang hidup bertambah pula umur rata-ratanya.

Contoh yang kedua, jika Suku Yamuk Darat Air yang memiliki rata-rata umur hidup 5 bulan mau mengadakan pembauran dengan Suku Suku Yamuk Darat Udara yang memiliki rata-rata umur hidup 4 bulan, maka keturunannya akan memiliki rata-rata umur hidup seperti Suku Yamuk Darat Udara Air dengan rata-rata umur hidup 6 bulan.

" Apakah dari penjelasan saya ini, saudara-saudara semua telah mengerti dan bisa menyetujui?" Patih Yamuk bertanya kepada semua Kepala Suku Yamuk.

Mereka semua serentak menjawab, " Iya Patih, kami mengerti dan setuju."

Nah, silahkan dikaji pengaruh selanjutnya dari program pembauran yang telah disetujui dengan bulat ini. Terutama pengaruhnya terhadap keberlanjutan galur murni pada masing-masing jenis Suku Yamuk. Apakah perlu dipertahankan atau tidak? Jika perlu dipertahankan, apakah mereka tidak ingin agar keturunannya nanti bisa memiliki rata-rata umur hidup yang lebih lama dari rata-rata umur hidup orang tuanya? Demikian juga dengan ruang hidup, apakah mereka tidak ingin agar keturunannya memiliki jumlah ruang hidup yang lebih banyak dari ruang hidup orangtuanya?

Berikutnya, silahkan juga dicermati, mengapa rapat akbarnya diadakan di Rawamas, bukan di Rawabening?

(kepatihan rawa (3), 2024)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Kepatihan Rawa (3). Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun