Sekelebat Cerpen | Bertemu dengan Diri Sendiri (10)
Trimo masih terperangkap di kota Tiban dengan perangkap malam yang tak berganti menuju pagi. Trimo tak berkutik dalam arti tak bisa melanjutkan perjalanannya. Ia tak bisa menemukan pintu keluar dari kota Tiban ini. Ia juga tak bisa menemukan pintu waktu untuk menembus malamnya kota ini. Trimo sudah rindu melihat matahari pagi.
Dalam keterperangkapan yang sangat mengkhawatirkan perasaan, Trimo berikhtiar mengatur pernafasan. Mengarahkan setiap tarikan nafasnya dengan Eling kepada Gusti dan memohon agar dirinya segera bisa keluar dari keterperangkapan ini. Hingga Trimo tertidur terkulai.
"Mas, mas, bangun...," Trimo kaget ada yang membangunkan dirinya. Antara sadar dan tak sadar melihat sekelilingnya.
" Kalau masih ngantuk pindah ke teras Mushola sebelah sana, Mas, " sambil membantu Trimo untuk bangkit dan mengantarkannya ke Mushola. Trimo pun patuh mengikuti.
Sampai di Mushola rasa kantuknya hilang, dan dengan mengucapkan terima kasih, Trimo meminta ijin permisi mengambil air wudhu. Setelah sholat, Trimo bertafakur dan berdzikir di dalam Mushola. Ia jernihkan kesadaran pikirannya dengan berdzikir. Ia juga sangat bersyukur sekali permohonannnya dikabulkan oleh Gusti. Berhasil keluar dari keterperangkapan malam yang sangat-sangat panjang di Kota Tiban.
Kemudian Trimo merenung dan mencoba menggali hikmah dari pengalamannnya ini.
Di tengah perenunggannya, tiba-tiba seperti ada yang menghampiri di sebelah kanan dan di sebelah kiri dirinya. Ia di tengah Mushola masih duduk sendiri, tak ada siapa-siapa di kanan-kiri. Tapi sepertinya sangat dekat sekali dua sosok yang menghampiri. Mengarah masuk ke dalam telinganya dari kedua sisi. Telinga Kanan dan Telinga Kiri. Trimo tidak takut, tapi justru semakin bertambah senang hatinya lalu ia bawa kepalanya beserta kedua telinganya untuk bersujud. Sambil bertanya ke Gusti, inikah pertemuan dirinya dengan telinga dirinya yang sejati.
Dua sosok telinganya ini, semakin masuk ke tengah telinga semakin terasa bisikan ke hatinya. Bisikan dari telinga sejati yang masuk ke telinga Trimo bertemu dengan Trimo di dalam hati Trimo. Telinganya menasehati telinga atau kupingnya Trimo melalui hati Trimo, " belajarlah dari yang didengar, berhati-hatilah dari yang didengar".
(bertemu dengan diri sendiri (10), 2024)
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Bertemu dengan Diri Sendiri (10). Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!