Sekelebat Cerpen | Bertemu dengan Diri Sendiri (7)
Dikatakan mimpi ia masih terjaga hingga kini.
Dikatakan halusinasi ia masih sadar semua indrawi.
Dalam kasus ini Trimo memutuskan bahwa ini pengalaman pribadi yang sangat pribadi, dalam arti ia tak ingin menganggap pengalamannya ini sebagai satu kebenaran yang mudah diulangi atau mudah direplikasi oleh dirinya dan orang lain. Bahkan bila disampaikan ke orang-orang sekitarnya bisa jadi akan menimbulkan penyangkalan, penyinyiran, dan pembullian sebab tak percaya akibat sangat aneh kejadiannya. Hemmm....Trimo menghela nafas panjang sebelum merangkai kembali ingatannya atas kejadian yang dialaminya yaitu kejadian pertemuan antara Trimo dengan mulutnya sendiri.
Kejadian pertama, mulutnya datang sambil mengucapkan kalimat barokah salam. Dengan sedikit keheranan bercampur takut, Trimo menjawab kalimat salam tersebut. Takut dan heran karena mulutnya yang datang tersebut sangat besar dan semua benda benda di sekeliling Trimo masuk ke dalam rongga mulutnya itu, berhadap-hadapan dengan mulut Trimo yang amat sangat kecil.
Kejadian kedua, mulut tadi kemudian membawa seluruh tubuh Trimo kedalam mulutnya. Trimo merasakan diajak berkeliling di dalam rongga mulutnya yang lengkap terdapat lidah dan gigi, lengkap dengan langit-langit dan genangan air ludah. Trimo ditunjukkan dua saluran, satu saluran yang bila didekatkan baunya wangi sekali, sedangkan saluran satunya lagi jika didekati baunya busuk sekali. "Saluran apakah itu ?", bisik Trimo dalam batin. Rupanya bisikan batin Trimo diketahui oleh mulutnya ini. Buktinya mulutnya memunculkan bayangan senyum yang sangat indah sekali, tanda senang atas rasa keingintahuan Trimo ini. Keingintahuan  Trimo ini  juga menandakan bukti bahwa Trimo telah menghayati atas pembelajaran dari pengalamannya dipertemukan dengan mulutnya sendiri.
Kejadian ketiga atau terakhir, mulutnya yang amat sangat besar tersebut kemudian perlahan-lahan mengecil, mengecil semakin mengecil lalu masuk ke dalam mulut Trimo lalu mencair menyatu dengan air ludah Trimo yang tertelan masuk ke dalam perut Trimo.
Perut yang kebutuhannya sering dilewatkan atau disampaikan melalui kata-kata yang diucapkan mulut, juga kebutuhan benda-benda yang bisa dimakan oleh mulut.
Dengan rambu-rambu kehalalan yang kadang tak dicermati dengan teliti karena dorongan kuat kebutuhan perut.
Dengan rambu-rambu kesantunan ucapan mulut yang kadang juga tak disaring dengan hati-hati agar tak menyinggung hati agar tak melukai dan menyakiti.
(bertemu dengan diri sendiri (7), Â 2023)
Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Bertemu dengan Diri Sendiri (7). Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!