Fibonacci Puisi: Tembok Ratapan Cinta
di tembok
ratapan cinta
yang benar-benar tulusnya
saat rindu disentuh menangislah ia
di tembok
ratapan cinta
yang benar-benar setia
saat rindu dihadirkan sujudlah ia
di tembok
ratapan cinta
yang benar-benar sekata
saat rindu diucapkan hatinya sama
di tembok
ratapan cinta
yang benar-benar adanya
hanya satu rindu tuk selama-lamanya
(tembok ratapan cinta, 2022)
Puisi keempat dari empat rincian judul puisi tentang Tembok Ratapan Diri, khususnya tentang Tembok Ratapan Cinta. Semoga bermanfaat.
Catatan:
Bait pertama sampai dengan bait terakhir (bait keempat), semuanya terdiri dari empat baris.
Setiap barisnya tersusun dari jumlah suku kata (jumlah ketukan) yang mengikuti deret bilangan fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Baca juga: Fibonacci Puisi: Bersyukur Cinta
Baca juga: Fibonacci Puisi: Jangan Menjatuhkan Cinta
Baca juga: Micro Puisi: Disandingkan dengan Cinta
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!