Nano Puisi: Tembok Ratapan Jiwa
tembok ratapan jiwa
meratapnya jiwa-jiwa
yang dahulu kala pernah
bersaksi serta  bersumpah
dengan syahadat tauhidnya
lalu meratap dekatkan jiwa
memohon ampunan-Nya
agar suci seperti semula
bersih dari segala dosa
saat kembali pada-Nya
andaikan kita dibisakan
mendengar itu ratapan
dalam tembok ratapan
niscaya pilu terasakan
dan tak berkesudahan
(tembok ratapan jiwa, 2022)
Puisi kedua dari empat rincian judul puisi tentang Tembok Ratapan Diri, khususnya tentang Tembok Ratapan Jiwa. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Baca juga: Nano Puisi: Bacaan Penenang Jiwa
Baca juga: Nano Puisi: Saat Menyadari Akan Mati
Baca juga: Micro Puisi: Saat Membawa Badan Ini
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!