Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Kesebelas

23 April 2022   18:33 Diperbarui: 2 Juni 2022   06:08 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Daftar Judul Puisi: Arsip Puisi Bagian Kesebelas

(Arsip Wajah Puisi Bams)

Daftar judul puisi dari arsip puisi bagian kesebelas ini merupakan kelanjutan dari daftar judul puisi dari arsip puisi bagian kesepuluh, dan hanya berisi daftar judul puisi, bukan berisi konten puisi.

Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya hingga jumlahnya mencapai seratus judul puisi. Setelah bagian kesebelas ini berisi seratus judul puisi, maka akan dilanjutkan ke bagian keduabelas, dan seterusnya.

Daftar judul puisi di dalam daftar isi di bawah ini pada awalnya adalah kosong. Kemudian setiap harinya, jika ada puisi yang tayang atau jika ada puisi yang akan dijadwalkan tayang, maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 judul puisi.

DAFTAR ISI (Daftar Judul Puisi):

  1. Nano Puisi: Singgah di Kelopak Maya

  2. Micro Puisi: Mengikuti Jatuhnya Bunga

  3. Macro Puisi: Bergelayutan di Tunas Senja

  4. Micro Puisi: Berbaring di Lereng Kata-kata

  5. Nano Puisi: Menimbun Diri Belajar Mati

  6. Macro Puisi: Bersama Perbukitannya

  7. Micro Puisi: Menari di Pucuk Laut

  8. Fibonacci Puisi: Kembali Lagi ke Rumahnya

  9. Puisi | Rencana Merinci yang Jarang Dirinci

  10. Macro Puisi: Melupakan Semua Keburukan Siapa Saja

  11. Macro Puisi: Mengingat Kebaikan dari Mereka Semua

  12. Nano Puisi: Menghitung Kesalahan Diri Setiap Hari

  13. Fibonacci Puisi: Tak Mengingat-ingat Kebaikan Sendiri

  14. Nano Puisi: Doa Kebaikan bagi yang Memusuhi

  15. Micro Puisi: Berikhtiar Lebih Baik untuk Hari Ini

  16. Micro Puisi: Keburukan di Masa Lalu Tak Diulangi

  17. Macro Puisi: Jangan Punya Niat Menyakiti

  18. Fibonacci Puisi: Bersabar Tak Menagih Janji

  19. Macro Puisi: Berupaya Membalas Budi

  20. Nano Puisi: Dibenci Bisa Berarti Disayangi

  21. Micro Puisi: Saat Dipuji Segera Mawas Diri

  22. Puisi | Rencana Merinci yang Menghambat Inspirasi

  23. Micro Puisi: Ketaktenangan Hati Mengeruhkannya

  24. Nano Puisi: Letupan Jiwa yang Tak Jelas Ujungnya

  25. Macro Puisi: Kabur Sejak dari Datangnya

  26. Fibonacci Puisi: Mengendap Tapi Tak Lama

  27. Macro Puisi: Belum Matang di Rantingnya

  28. Micro Puisi: Memancing Rasa Tak Rela

  29. Nano Puisi: Tak Enak Diucapkannya

  30. Fibonacci Puisi: Kesakitan Bila Dicerna

  31. Nano Puisi: Tibanya Tak Bertema

  32. Micro Puisi: Lebih Menggugat Sifatnya

  33. Macro Puisi: Masalah Bertambah Sesudahnya

  34. Fibonacci Puisi: Ada Hawa Panas Menungganginya

  35. Puisi | Rencana Merinci Zaman yang di Depan Kita

  36. Macro Puisi: Di Depan Kita 1000 Tahun Seperti Apa

  37. Micro Puisi: Sepeninggal Kita Mengikuti Siapa

  38. Nano Puisi: Kuburan Kita Berpindah Ke Mana

  39. Fibonacci Puisi: Satu Nisan buat Bersama

  40. Macro Puisi: 10 Abad Menghibur Diri Apa Tidak Dikoreksi

  41. Micro Puisi: Mundur ke Ruang Hati Apa ke Tepi Semesta Ini

  42. Nano Puisi: Memuja Harapan atau Karena Takut Kenyataan

  43. Macro Puisi: 1000 Tahun Masihkah Perseteruannya Sama

  44. Fibonacci Puisi: Zaman Gelap di Dalam Gelap juga di Luar

  45. Micro Puisi: Zaman Terang di Dalam Menerangi di Luar

  46. Micro Puisi: Zaman Terang di Luar Menggelapi di Dalam

  47. Nano Puisi: Keluar dari Zaman Tanpa Waktu dan Ruang

  48. Macro Puisi: Gelap Terang yang Menyirnakan Zaman

  49. Puisi | Rencana Merinci Suka dan Duka Puisi

  50. Micro Puisi: Suka Saja

  51. Macro Puisi: Duka Saja

  52. Fibonacci Puisi: Suka Dulu Baru Duka

  53. Nano Puisi: Duka Dulu Baru Suka

  54. Micro Puisi: Tidak Suka Tidak Juga Duka

  55. Fibonacci Puisi: Tidak Duka Tidak Pula Suka

  56. Macro Puisi: Banyak Sukanya daripada Dukanya

  57. Micro Puisi: Banyak Dukanya daripada Sukanya

  58. Puisi | Rencana Merinci Tabiat Dewasa

  59. Macro Puisi: Tabiat Mata Dewasa

  60. Nano Puisi: Tabiat Telinga Dewasa

  61. Micro Puisi: Tabiat Tangan Dewasa

  62. Fibonacci Puisi: Tabiat Mulut Dewasa

  63. Nano Puisi: Tabiat Hati Dewasa

  64. Micro Puisi: Tabiat Rasa Dewasa

  65. Macro Puisi: Tabiat Badan Dewasa

  66. Fibonacci Puisi: Tabiat Akal Dewasa

  67. Nano Puisi: Tabiat Jiwa Dewasa

  68. Puisi | Rencana Merinci Ruang-ruang Keintiman Qolbi

  69. Macro Puisi: Ruang Kiri Kuning

  70. Micro Puisi: Ruang Kanan Hijau

  71. Nano Puisi: Ruang Bawah Putih

  72. Micro Puisi: Ruang Depan Merah

  73. Macro Puisi: Ruang Belakang Hitam

  74. Fibonacci Puisi: Ruang Atas Tanpa Warna

  75. Puisi | Rencana Merinci Arah Detik-detik yang Berlalu

  76. Macro Puisi: Detik Berlalu ke Timur

  77. Macro Puisi: Detik Berlalu ke Barat

  78. Micro Puisi: Detik Berlalu ke Utara

  79. Micro Puisi: Detik Berlalu ke Selatan

  80. Macro Puisi: Detik Berlalu ke Atas

  81. Micro Puisi: Detik Berlalu ke Bawah

  82. Nano Puisi: Detik Berlalu ke Sudut-sudut

  83. Fibonacci Puisi: Detik Tak Berlalu ke Mana-mana

  84. Puisi | Rencana Merinci yang Mendahului dan yang Mengikuti

  85. Nano Puisi: Keikhlasan Mendahului Perhitungan

  86. Nano Puisi: Kepatuhan Mengikuti Kesadaran

  87. Macro Puisi: Kehilangan Mendahului Pencarian

  88. Macro Puisi: Kerugian Mengikuti Keuntungan

  89. Micro Puisi: Rindu Mendahului Pertemuan

  90. Micro Puisi: Cinta Mengikuti Pengorbanan

  91. Fibonacci Puisi: Pilihan Mendahului Keraguan

  92. Fibonacci Puisi: Cobaan Mengikuti Kesabaran

  93. Macro Puisi: Benci Mendahului Bukti

  94. Micro Puisi: Duka Mengikuti Suka

  95. Puisi | Rencana Merinci Saat Ketika dan Tatkala

  96. Fibonacci Puisi: Saat Duduk Sendiri

  97. Micro Puisi: Saat Membawa Badan Ini

  98. Nano Puisi: Saat Menyadari Akan Mati

  99. Fibonacci Puisi: Ketika di Puncak Prestasi

  100. Macro Puisi: Ketika Kebersamaan Damai

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun