Fibonacci Puisi: Cahaya Matahari ke Bulan Suci
tengoklah
ke langit sana
bulan sabit yang merona
pantulkan cahya cinta matahari kita
matahari kita entah tengah di mana
mungkin belumlah saatnya
ia nampakkan
wajahnya
tetapi
mengapa hanya
pantulan cahyanya saja
dari cahya matahari ke bulan suci
sehingga kegelapan di balik bulannya
sedemikian kelamnya
bagai menyimpan
misteri
(cahaya matahari ke bulan suci, 2022)
Rincian kedelapan dari duabelas puisi tentang cahaya matahari ke bulan suci. Semoga bermanfaat.
Catatan bagi yang akan berpuisi dengan menggunakan deret fibonacci.
Berikut ini adalah contoh deret fibonacci yang digunakan dalam puisi ini:
Bait pertama, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait kedua, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Bait ketiga, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 3, 5, 8, 13.
Bait keempat, empat baris dengan jumlah suku kata (jumlah ketukan) sesuai deret fibonacci: 13, 8, 5, 3.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!