Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Arsip Puisi Bagian Kedelapan

14 Desember 2021   21:00 Diperbarui: 1 Februari 2022   21:35 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Arsip Puisi Bagian Kedelapan

(Arsip Wajah Puisi Bams)

 

Arsip puisi bagian kedelapan ini merupakan kelanjutan dari arsip puisi bagian ketujuh, dan hanya berisi daftar judul puisi, bukan berisi konten puisi.

Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya. Setelah bagian kedelapan ini penuh, maka akan dilanjutkan ke bagian kesembilan yang juga akan diisi dengan seratus daftar judul puisi, demikian seterusnya untuk bagian kesepuluh, bagian kesebelas, dan seterusnya dan seterusnya.

Arsip puisi bagian kedelapan ini pada awalnya adalah kosong.
Kemudian setiap harinya, jika ada puisi yang tayang atau jika ada puisi yang akan dijadwalkan tayang, maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 judul puisi.

DAFTAR ISI: 

  1. Micro Puisi: Yang Menghadapkan Wajah ke Uang
  2. Nano Puisi: Tulang yang Menjilati Terus Lidahnya
  3. Macro Puisi: Tembok yang Meratapi Batu Bata
  4. Macro Puisi: Gajah yang Tertinggal di Pelupuk Mata
  5. Fibonacci Puisi: Matahari yang Membawa Lari Langitnya
  6. Micro Puisi: Riak yang Menghanyutkan Sungai
  7. Micro Puisi: Semut yang Menyeberangkan Laut
  8. Micro Puisi: Bak Mandi yang Menghindari Dikuras
  9. Fibonacci Puisi: Bunga yang Menerbangkan Kupu-kupu
  10. Nano Macro Puisi: Kaki yang Menyandung Gunung
  11. Micro Puisi: Harta yang Mencuri Pencuri
  12. Fibonacci Macro Puisi: Ranjang yang Membaringkan Malam
  13. Macro Puisi: Mereka yang Mau Menjadi Udara
  14. Macro Puisi: Kota yang Menjaga Gardu Ronda
  15. Puisi | Rencana Merinci Sebelas Lokasi Sembunyi Puisi
  16. Macro Puisi: Kubertanya Kau Sembunyi di Mana
  17. Macro Puisi: Kutengok di Sana Kau Tak Ada
  18. Micro Puisi: Ditemani Siapa
  19. Micro Puisi: Lain Kali Bilang Dulu
  20. Fibonacci Puisi: Kalau di Situ
  21. Nano Puisi: Jangan Sekali Sekali Sembunyi di Sini
  22. Nano Puisi: Kalau Tersesat Bagaimana
  23. Macro Puisi: Terserah yang Membawa
  24. Micro Puisi: Pembawanya Tak Bersama yang Membawa
  25. Micro Puisi: Pengikutnya Juga Tak Mau Ikut
  26. Micro Puisi: Pemeluknya Juga Tak Mau Memeluk
  27. Puisi | Rencana Merinci Lima Aeiou Puisi
  28. Fibonacci Puisi: Andai Datangmu Nanti
  29. Micro Puisi: Endapan Ampas Kopi
  30. Nano Puisi: Ingat yang di Rahim Puisi
  31. Macro Puisi: Oleng Kanan Kiri
  32. Micro Puisi: Usahakan Lebih Pagi Lagi
  33. Puisi | Rencana Merinci Perasaan Puisi
  34. Micro Puisi: Saat Manja Tak Membuatnya Dewasa
  35. Nano Puisi: Saat Ia Tahu Kalau Hanya Diperalat Saja
  36. Macro Puisi: Saat Kesendiriannya Berujung Nelangsa
  37. Micro Puisi: Tatkala Ia Disuruh Marah
  38. Fibonacci Puisi: Tatkala Seolah Tiada Ruang Hijrah
  39. Macro Puisi: Tatkala Geraknya Tak Bisa ke Semua Arah
  40. Nano Puisi: Ketika yang Lain Dapat Melihat
  41. Fibonacci Puisi: Ketika Nikmat Tak Bisa Tobat
  42. Macro Puisi: Ketika Bukan Ia yang Selamat
  43. Puisi | Rencana Menggali Sembilan Ilmu di Dalam Puisi
  44. Fibonacci Puisi: Ilmu Mati yang Tak Bisa Tak Mati
  45. Micro Puisi: Ilmu Hidup Karena Tak Selamanya Hidup
  46. Micro Puisi: Ilmu Berani Hidup Tapi Takut Mati
  47. Fibonacci Puisi: Ilmu Berani Mati Karena Takut Hidup
  48. Macro Puisi: Ilmu Takut Hidup dan Takut Mati
  49. Macro Puisi: Ilmu Berani Hidup dan Berani Mati
  50. Nano Puisi: Ilmu tentang Bukan Hidup dan Mati
  51. Nano Puisi: Ilmu Menyempurnakan Hidup
  52. Fibonacci Puisi: Ilmu Menyempurnakan Mati
  53. Puisi | Rencana Menggali Sebelas Kebahagiaan di Dalam Puisi
  54. Micro Puisi: Tatkala Rindu Sedemikian Rupa
  55. Nano Puisi: Tatkala Cinta Segenap Bilangannya
  56. Macro Puisi: Setelah Kenyang Melunasi Laparnya
  57. Fibonacci Puisi: Setelah Memanen karena Menanam
  58. Nano Puisi: Sesudah Dimaafkan
  59. Macro Puisi: Sesudah Dibisakan Memaafkan
  60. Nano Puisi: Saat Luka Mengingatkan Dosa Kita
  61. Macro Puisi: Saat Dibisakan Bahagia Melihat Lainnya Bahagia
  62. Micro Puisi: Ketika Dibisakan Bersama-sama Menangis
  63. Fibonacci Puisi: Ketika Terharu yang Tak Dibuat-buat
  64. Macro Puisi: Setelah Berhasil Tidak Membiasakan Iseng
  65. Puisi | Rencana Merinci Menolehnya Puisi
  66. Micro Puisi: Menoleh ke Dalam Lupa ke Luar
  67. Macro Puisi: Menoleh ke Luar Lupa ke Dalam
  68. Fibonacci Puisi: Menoleh Luar Dalam
  69. Nano Puisi: Menoleh ke Kiri Lupa ke Kanan
  70. Fibonacci Puisi: Menoleh ke Kanan Lupa ke Kiri
  71. Micro Puisi: Menoleh Kiri Kanan
  72. Macro Puisi: Sibuk Menoleh Kemana-mana
  73. Fibonacci Puisi: Bingung Menoleh Kemana
  74. Nano Puisi: Tak Menoleh Kemana-mana
  75. Puisi | Rencana Memandikan Tubuh Kata-kata
  76. Nano Puisi: Menetesi Mata Kata-kata
  77. Micro Puisi: Membilas Badan Kata-kata
  78. Macro Puisi: Mengumuri Mulut Kata-kata
  79. Fibonacci Puisi: Mencelupkan Kaki Kata-kata
  80. Macro Puisi: Mengucuri Telinga Kata-kata
  81. Micro Puisi: Membasuh Tangan Kata-kata
  82. Fibonacci Puisi: Membasahi Hidung Kata-kata
  83. Puisi | Rencana Merinci Sepuluh Rantai Nilai Puisi
  84. Macro Puisi: Pencipta Panggung Semesta Puisi
  85. Micro Puisi: Sumber Kata-kata Puisi
  86. Nano Puisi: Penggoda Puisi
  87. Macro Puisi: Pencipta Puisi
  88. Fibonacci Puisi: Penerima Puisi
  89. Micro Puisi: Voice Puisi
  90. Micro Puisi: Noise Puisi
  91. Macro Puisi: Dampak Puisi
  92. Nano Puisi: Zona Legal Puisi
  93. Fibonacci Puisi: Zona Jeruji Besi Puisi
  94. Puisi | Rencana Merinci Sembilan Ketidakbisaan agar Dibisakan
  95. Nano Puisi: Agar Dibisakan Menempati Titik
  96. Micro Puisi: Agar Dibisakan Mencermati Titik
  97. Macro Puisi: Agar Dibisakan Menyatukan Titik
  98. Fibonacci Puisi: Agar Dibisakan Sabar di Dalam Koma
  99. Micro Puisi: Agar Dibisakan Merenung di Dalam Koma
  100. Nano Puisi: Agar Dibisakan Menghayati Koma di Dalam Koma

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun