Nano Puisi: Waktu yang Terbirit Takut Digertak Dentangnya
berdialog dengan sang waktu di setiap tarikan nafasku
malam malam jika mata ini susah diajak untuk berpejam
berdialog dengan sang waktu di setiap munculnya nafsu
nafsu dari berbagai kehendakku yang bangkit dari dalam
kuingin dengan dialog itu sang waktu mau mengajariku
tentang cara detik-detik pergi berlalu sebelum tidurku
kuingin dengan dialog itu sang waktu mau mengajariku
tentang cara mencegah kehendak nafsu yang bangkit itu
tetapi ternyata sang waktu juga punya masa susah
susah karena waktu yang ia berikan ke penggunanya
tak digunakan untuk mencari hal-hal yang berfaedah
sehingga ia sendiri terbirit takut digertak dentangnya
(waktu yang terbirit takut digertak dentangnya, 2021)
Dentang waktu dari sang waktu yang berbunyi keras karena waktu yang dibuang sia-sia oleh penggunanya itu seperti menjerit menakutkan sebagai tanda peringatan keras bagi penggunanya. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!