Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Arsip Puisi Bagian Kelima

12 Agustus 2021   21:01 Diperbarui: 24 September 2021   22:04 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arsip Puisi Bagian Kelima

(Arsip Wajah Puisi Bams)

Arsip puisi bagian kelima ini merupakan kelanjutan dari arsip puisi bagian keempat. Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa setiap bagian dari masing-masing arsipnya berisi seratus (100) puisi.
Tepatnya berisi daftar isi yang bertuliskan judul-judul puisi. Judul-judul puisi tersebut disusun berdasarkan kronologis penayangannya.
Setelah bagian kelima ini penuh, maka akan dilanjutkan ke bagian keenam yang juga akan diisi dengan seratus daftar puisi, demikian seterusnya untuk bagian ketujuh, kedelapan, dan seterusnya dan seterusnya.
Arsip puisi bagian kelima ini pada awalnya adalah kosong kemudian setiap harinya jika ada puisi yang tayang maka perlahan-lahan daftar isinya akan terisi hingga jumlahnya mencapai 100 puisi.

DAFTAR ISI: 

  1. Micro Puisi: Merdeka dengan Cara Rela Tak Merdeka
  2. Nano Puisi: Berkali-kali Merdeka
  3. Macro Puisi: Sayangilah Admin
  4. Nano Puisi: Eman dan Sayang
  5. Nano Puisi: Merdekamu yang Bagaimana
  6. Micro Puisi: Semoga Rukun-rukun Saja
  7. Macro Puisi: Admin yang Baik Menurut Saya
  8. Macro Puisi: Sistem Manusia-manusia
  9. Pigura Puisi: Semua Kalahnya Sama Omong Kosong
  10. Nano Puisi: Minimal Seminggu Sekali
  11. Nano Puisi: Seperti Balapan di Sirkuit Diri
  12. Fibonacci Puisi: Pujangga Langka
  13. Nano Puisi: Janganlah Dibuka-buka
  14. Nano Puisi: Dikira Apik
  15. Nano Puisi: Jika Tak Ada yang Sok Tahu, Apa Jadinya Ya?
  16. Micro Puisi: Mengapung Mengikuti Arus Kali
  17. Micro Puisi: Pada Akhirnya
  18. Pigura Puisi: Pakar Etika Literasi
  19. Nano Puisi: Larut dalam Abu-abu
  20. Pigura Puisi: Johan Japardi Berpuisi
  21. Fibonacci Puisi: Pigura Puisi
  22. Macro Puisi: Sampaikan Saja Apa Adanya
  23. Fibonacci Puisi: Pansos Naiki Tangga Benci
  24. Nano Puisi: Kata Kembalinya Kemana
  25. Nano Puisi: Aroma Wangi Bunga
  26. Nano Puisi: Dejavu di Ambang Sore
  27. Micro Puisi: Kadang Ingin Melihatmu
  28. Macro Puisi: Sudah Banyak Kutanyai
  29. Nano Puisi: Beda Alam
  30. Nano Puisi: Kematian yang Memukau
  31. Micro Puisi: Kuda Lumping Makan Kaca
  32. Fibonacci Puisi: Katalima
  33. Fibonacci Nano Puisi: Sambil Lalu Saja
  34. Macro Puisi: Membisiki Guru yang Menggurui
  35. Macro Puisi: Memanggili Murid dengan Lembut
  36. Macro Puisi: Menghormati Wali Murid
  37. Macro Puisi: Merangkul Tukang Kebun dan Satpam
  38. Macro Puisi: Keranjang Belanja Manusia
  39. Nano Puisi: Hingga Setelah Mati
  40. Nano Puisi: Yang Ditebak Lari-lari
  41. Micro Puisi: Andai Sulit Menangis
  42. Fibonacci Puisi: Rindu Berat Menghebat
  43. Fibonacci Puisi: Bersyukur Cinta
  44. Fibonacci Puisi: Sudahi Saja
  45. Fibonacci Puisi: Tunjukkan yang Asli
  46. Fibonacci Puisi: Dinasehati
  47. Fibonacci Puisi: Puisi yang Mengobati
  48. Fibonacci Puisi: Puisi yang Menangisi
  49. Fibonacci Puisi: Puisi Menertawai
  50. Fibonacci Puisi: Puisi Menyesali
  51. Fibonacci Puisi: Bukan Tujuan
  52. Fibonacci Puisi: Perlu Tersedu-sedu
  53. Fibonacci Puisi: Meniru Katak
  54. Fibonacci Puisi: Harapan yang Melebihi Ilusi
  55. Fibonacci Puisi: Bukan Pilihan Sederhana
  56. Fibonacci Puisi: Pernahkah
  57. Fibonacci Puisi: Maukah
  58. Fibonacci Puisi: Sayangku
  59. Fibonacci Puisi: Oh Bukan
  60. Fibonacci Puisi: Yang Indah
  61. Fibonacci Puisi: Terlalu Baik
  62. Fibonacci Puisi: Punyai Anak
  63. Mengemis kepada Pengemis
  64. Fibonacci Puisi: Menghakimi
  65. Fibonacci Puisi: Merawat
  66. Fibonacci Puisi: Memaklumi
  67. Fibonacci Puisi: Menepi
  68. Fibonacci Puisi: Turunnya Solusi
  69. Fibonacci Puisi: Sengaja Gembira
  70. Nano Puisi: Akhiri Sunyi yang Tak Murni
  71. Nano Puisi: Sebelum dan Setelah Ketika
  72. Micro Puisi: Lidah Telah Lelah
  73. Micro Puisi: Betul Sekali
  74. Macro Puisi: Amuk Massa Remuk Lara
  75. Macro Puisi: Pilihan Pujaan
  76. Micro Puisi: Muda Menipu Tua Ditipu
  77. Nano Puisi: Menempelkan Rasa
  78. Micro Puisi: Tiada Bayangan Luka
  79. Macro Puisi: Mengatur Negara
  80. Nano Puisi: Sisi Gelap dan Sunyi
  81. Micro Puisi: Mendirikan Puisi
  82. Micro Puisi: Mata Mulut Telinga
  83. Fibonacci Pigura Puisi: Katedrarajawen
  84. Fibonacci Puisi: Menduga-duga Tak Pasti
  85. Fibonacci Puisi: Optimis Senyum Termanis
  86. Fibonacci Puisi: Engkau Sertakan Suka Duka
  87. Macro Puisi: Tak Usah Takut Berpuisi
  88. Macro Puisi: Rantai Puisi
  89. Micro Puisi: Di Dataran Tinggi Sepi Puisi
  90. Micro Puisi: Seduka Itukah Laut
  91. Nano Puisi: Tumbuh Liar Tak Terurusi
  92. Nano Puisi: Dikejar-kejar Bahagia
  93. Fibonacci Macro Puisi: Bekal Negara Maju
  94. Macro Puisi: Strategi Mengalah
  95. Macro Puisi: Andaikan Pernah
  96. Macro Puisi: Andaikan Belum Pernah
  97. Macro Puisi: Andaikan Sejarah Salah
  98. Fibonacci Puisi: Menempel di Dinding Rumah
  99. Nano Puisi: Bersahabatlah dengan Bayanganmu
  100. Micro Puisi: Janganlah Malu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun