Matematika dan Keikhlasan Hati
selama ini matematika sudah kuanggap
sosok yang hidup seperti layaknya manusia
ia mampu meramal, mampu berbagi
ia juga mampu menggambarkan situasi
dan kondisi baik yang samar atau fuzzy
matematika juga seperti anak-anak yang senang
bermain-main dalam game theory maupun simulasi
intinya semua hal yang disukai atau tak disukai manusia,
matematika terus ikut-ikutan mengupayakan kemiripannya,
termasuk alam mega dimensi infra materi dan supra energi
Tapi ketika ia mulai ikut-ikutan main itung-itungan tentang
sudah berapa banyak sedekah derma zakat sumbangan ke orang lain,
matematika bisa menjadi sumber bencana keikhlasan hati
(the deadly math, 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!