Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - (Belajar Mendengarkan Pembacaan Puisi) yang Dibacakan tanpa Kudu Berapi-Api tanpa Kudu Memeras Hati

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah PERINGKAT #1 dari ±4,7 Juta Akun Kompasiana ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Arsip Puisi Bagian Keempat

3 Juli 2021   08:19 Diperbarui: 15 Agustus 2021   04:54 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin)

Arsip Puisi Bagian Keempat

(Arsip Wajah Puisi Bams)

 

Arsip puisi bagian keempat ini merupakan
kelanjutan dari arsip puisi bagian ketiga.
Setiap bagian berisi seratus (100) puisi.
Setelah bagian keempat ini penuh
akan dilanjutkan ke bagian kelima
dan seterusnya-dan seterusnya.

Arsip puisi bagian keempat ini
pada awalnya adalah kosong
kemudian setiap harinya
jika ada puisi yang tayang
maka perlahan-lahan
daftar isinya akan
terisi hingga
mencapai
100 puisi.

DAFTAR ISI:

  1. Kutaruh di Sini
  2. Semuanya Enggan Pulang
  3. Makananmu di Aku
  4. Iseng yang Dibikin-bikin
  5. Matematika dan Keikhlasan Hati
  6. Matematika dan Puisi
  7. Fibonacci Puisi
  8. Ekonomi dan Puisi
  9. Alam dan Puisi
  10. Teknologi dan Puisi
  11. Tayang
  12. Cukup di Dalam Hati
  13. Membaca Pembaca yang Membaca
  14. Cukup Tiga Baris
  15. Tiga Baris Cukup
  16. Satu Dua Tiga Rindu
  17. Fibonacci Puisi: Kenapa Mengingkarinya
  18. Fibonacci Puisi: Semoga Tak Putus Asa
  19. Micro Puisi: Kemarin dan Kemarin-kemarinnya lagi
  20. Micro Puisi: Waktu
  21. Micro Puisi: Almarhum Puisi
  22. Macro Puisi: Ketenagaan Nelangsa
  23. Micro Puisi: Almarhumah Puisi
  24. Macro Puisi: Belakangan Ini
  25. Macro Puisi | Akhir-akhir Ini
  26. Micro Puisi: Pabrik Kebijaksanaan
  27. Fibonacci Micro Puisi | Nakalnya Corona
  28. Fibonacci Macro Puisi | Jagad Baru Kita
  29. Macro Puisi | Dunia Tipu, Menipu Tipu
  30. Fibonacci Puisi: Wajah Pesona, Damai Dunia
  31. Fibonacci Puisi: Mengalah
  32. Fibonacci Puisi: Mengalahkan
  33. Fibonacci Persatuan Puisi | Mengalah dan Mengalahkan, Satukan Solusi
  34. Macro Puisi | Semua Sayang Bambang
  35. Micro Puisi | Ayo Kita Pecahkan Bersama
  36. Macro Puisi | Menguburkan Sungkawa
  37. Macro Puisi: Menjiplak yang Belum Terjadi
  38. Fibonacci Puisi: Tugas Saya Menulis Saja
  39. Fibonacci Puisi | Lihatlah Penulis itu
  40. Fibonacci Puisi | Menulis Liga Bola dengan Puisi
  41. Fibonacci Puisi: Saling Menyayangi antar Generasi
  42. Fibonacci Puisi: Seandainya Corona itu Saya
  43. Micro Puisi: Sekarang ini Bunuh Diri Gampang sekali
  44. Fibonacci Puisi | Jangan Bertengkar lagi
  45. Macro Puisi: Alam Literasi Indah Sekali
  46. Fibonacci Puisi: Tak bisa kembali seperti semula
  47. Fibonacci Puisi: Angka pun Berpuisi
  48. Micro Puisi: Miring
  49. Micro Puisi: Mengosongkan Omong
  50. Nano Puisi: Bukit Lembah
  51. Fibonacci Puisi: Setahap Demi Setahap Sampai
  52. Fibonacci Puisi: Ingin Kupeluk Semua
  53. Fibonacci Puisi: Hari Lahirnya Hari ini
  54. Nano Puisi: Apa yang Sebenarnya Dikorbankan?
  55. Fibonacci Puisi: Pengorbanan
  56. Macro Puisi: Ada Kepuasan Tersendiri
  57. Fibonacci Puisi: Sate Puisi
  58. Nano Puisi: Berkorban Puisi, Berqurban juga Puisi, Berkurban Apalagi
  59. Fibonacci Puisi: Menyuapkan Bahagia
  60. Nano Puisi: Entah Kalau Malam Nanti
  61. Micro Puisi: Masih Ingin Bersedih
  62. Macro Puisi: Kenapa Mau Demo Lagi
  63. Fibonacci Puisi: Mengejarmu Lewat Sini
  64. Macro Puisi: Harusnya Mau Berguru
  65. Fibonacci Puisi: Kebaikan yang Diperpanjang
  66. Macro Puisi: Di Manakah akan Kautambatkan Rasa Senangmu
  67. Macro Puisi: Analogi Dua Kunci, Bersabar dan Berdisiplin
  68. Fibonacci Nano Puisi: Berdoa Harus, Ikhtiar juga Terus
  69. Nano Micro Macro Puisi
  70. Cobalah Fibonacci
  71. Fibonacci Puisi: Kamis
  72. Fibonacci Puisi: Jumat
  73. Fibonacci Puisi: Sabtu
  74. Fibonacci Puisi: Minggu
  75. Fibonacci Puisi: Senin
  76. Nano Puisi: Kitanya Saja
  77. Fibonacci Puisi: Selasa
  78. Micro Puisi: Sesadarnya Plagiator
  79. Fibonacci Puisi: Rabu
  80. Macro Puisi: Sandal, Hati, dan Literasi
  81. Ini Bukan Puisi: Entit
  82. Ini Bukan Puisi: Seolah-olah Saja Milik Kita
  83. Macro Puisi: Mau Dipermaukan Begitu
  84. Ini Bukan Puisi: Ini Bukan Puisi
  85. Ini Bukan Puisi: Nikmatnya Berpikir Matematis
  86. Ini Bukan Puisi: Dicuri Puisi
  87. Ini Bukan Sajak: Hampir Saja Merdeka
  88. Nano Puisi: Mirip Merdeka
  89. Macro Puisi: Ini Saja Dulu
  90. Macro Puisi: Tidak Merdeka-merdeka
  91. Micro Puisi: Dikira Lama-lama Merdeka
  92. Nano Puisi: Asik Merdeka
  93. Macro Puisi: Sama-sama Merdeka
  94. Macro Puisi: Panjat Merdeka
  95. Micro Macro Puisi: Ruwatan Merdeka
  96. Micro Puisi: Tak Baik Bertengkar di Rumah Orang
  97. Nano Puisi: Pitung Welas Merdeka
  98. Fibonacci Puisi: Para Pahlawan Merdeka
  99. Macro Puisi: Kasihanilah Admin
  100. Macro Puisi: Pidato Puisi di Jutaan Baliho Besar Sekali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun